Welcome!!

Annyeong fanfict lovers!!

Blog ini aku buat khusus Fanfict dari idola-idola kita sampai anime juga. Blog ini lagi masa debut jadi postingannya belum terlalu banyak. Tapi authors bakal bikin banyak ff yang keren2 deh!

mohon kerjasamanya buat kemajuan blog ini. And don't forget to leave comment(s) after read this blog!!

thanks... (_ _)

Lists

FF|I'm Not Her|我不是她|

Genre: romance, Chapter 1a-2b
status: in progress

FF/Don't say goodbye/

genre: PG15/Romance teenager/straight/Chapter 1-10(end)
status: complete

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

genre: PG15/Romance teenager/straight

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

genre : romance, 1 shoot

FanFict DBSK/Together/comedy/

genre: comedy/teenager/friendship Chapt1
status: in progress

Fanfic || more than a teacher || 1shoot part1-2(end)

genre: teenager/romance

The murderer is my secret admirer

Rat : NC 17( violence)/one shoot/straight yoosu

goodbye my lover


cast :yunjae and others
rat :NC 17
mention : mpreg,angst,violence, 1shoot

Let U Go

pairing: yunjae n other
Rating: PG13/Yaoi
Genre: Romance, angst, 1shoot

dreaming in ‘bolong’ afternoon

special fanfict
status: complete

SAME but DIFFERENT

special fanfic
status: complete

You only love my love | Straight | DB5K

genre: T / Romance Hurt
status: in progress

Minggu, 07 April 2013

CHOICE


Aku tau. Tanpa sepengetahuanku, mereka tau. Aku tau. Dibalik punggungku, mereka membenciku. Aku juga tau, bahkan disampingku ada kalimat-kalimat yang berusaha merapuhkanku.
Walaupun mereka tau aku benci itu..
Untunglah mereka mengenalku sebagai pribadi yang tenang. Merespon segalanya dengan santai.
Padahal aku muak.

“Ran.. hoi!!”
“eh? Ne? Doushita no?”
“aku sudah memanggilmu berkali-kali tau! Headsetmu jangan terus-terusan kau pakai, nanti kau benar-benar tuli!”
Oh, andai aku benar-benar tuli oleh suara-suara sumbang yang memuakkan itu.
“kau dengar?!” Mou melepaskan headsetku dengan paksa. Aku mendecih kesal.
“iya iya aku dengar! Kenapa sekarang kau jadi mirip ibuku?!”
Mou terkikik jahil.
“ke kantin yuk?” ajaknya kemudian. Ide bagus. Setidaknya aku bisa merefresh sedikit otakku dengan jajanan membosankan di kantin.

“kau kenapa?” Tanya Mou sembari kami berjalan. Jika Mou disandingkan dengan beberapa mesin pendeteksi, mungkin dia lebih cocok dijuluki sebagai mesin pendeteksi perasaan yang handal.
“aku risih..” jawabku singkat.
“soal Fujii yang dijodoh-jodohkan dengan perempuan itu?”
Aku mendelik kearahnya. Sedikit ngilu mendengarkan kalimatnya yang kurasa begitu to the point.
“jealous ne~~ wakatta..wakatta” tebaknya sambil mengangguk-angguk. Wajahku memerah.
“aku kesal..” aku memanyunkan bibirku. Sedetik kemudian kusadari tingkahku berubah seperti anak-anak.
“itu sebabnya kau tak melepaskan headsetmu?”
Aku mengangguk pelan.

Mou tersenyum sesaat. Kupikir dia sedang menyusun strategi untuk membuatku lebih tenang.
“ingat saat kami ngobrol hanya berdua yang pernah kuceritakan padamu?”
Aku menoleh kearahnya.
“dia tau hubungan kalian ada yang tidak suka. Dia sangat mengerti itu”

Sejenak aku menghela nafas lebih dalam.
“tapi dia tak merasakan posisiku. Kau tau ketika perempuan A menyukai seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu ternyata menyukai perempuan B, pihak yang dibenci pasti si perempuan B walaupun sebenarnya dia tak bersalah”
Mou mengangguk. Kemudian menghela nafas sama sepertiku.
“kau ingat kan apa yang dikatakannya setelah itu?”
Aku terhenyak.

aku tak peduli apapun kata orang, karena dia adalah pilihan hatiku”

Aku menghembuskan nafas lebih panjang. Aliran darahku terasa menjadi tenang setelah diingatkan oleh kalimat barusan. Senyuman pun tak dapat kupungkiri dari wajahku.
“nah.. apa salahnya kalau kau juga bersikeras sepertinya?”

Aku tertegun. Mencerna perkataannya baik-baik kemudian melayangkan pandanganku seolah berpikir. Hmmm.. bersikap acuh ya?
“akan kucoba..” senyumku pun melebar.

Luka ringan yang sempat kurasakan tadi langsung terasa hilang setelah melihat sosoknya disana. Memandangiku dari sudut matanya. Ah, lebih baik pura-pura tidak tau saja.
Aku memilih jajanan sambil memikirkan apa yang Mou katakan tadi. Ternyata benar..
Lebih baik aku hidup dengan segala keegoisan tanpa mendengarkan perkataan orang, tapi leluasa bergerak dan berbuat sesuka hati. Daripada menghabiskan waktu untuk peduli dengan suara-suara sumbang yang lama kelamaan akan melumpuhkanku dan kemudian membuatku mati terpuruk.
Hah.. Hidup adalah pilihan.
Dan aku amat yakin dengan hatiku. Seperti halnya dia yang yakin pada hatinya. Tak ada yang perlu kuragukan lagi. Orang-orang tak perlu tau apa urusan kami, biar kami yang menjalaninya dengan tenang.

“hai..”
“oh..”
Dia di depanku sekarang. Tersenyum hangat. Ya..hangat..
Sepertinya pembicaraan-pembicaraan aneh dan canda tawa akan segera dimulai.

~OWARI~

“I want you to know, it was never the doctors or the prescription that kept me going. It was always you, seeing you everyday. That’s what kept me going.” - Melman