Welcome!!

Annyeong fanfict lovers!!

Blog ini aku buat khusus Fanfict dari idola-idola kita sampai anime juga. Blog ini lagi masa debut jadi postingannya belum terlalu banyak. Tapi authors bakal bikin banyak ff yang keren2 deh!

mohon kerjasamanya buat kemajuan blog ini. And don't forget to leave comment(s) after read this blog!!

thanks... (_ _)

Lists

FF|I'm Not Her|我不是她|

Genre: romance, Chapter 1a-2b
status: in progress

FF/Don't say goodbye/

genre: PG15/Romance teenager/straight/Chapter 1-10(end)
status: complete

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

genre: PG15/Romance teenager/straight

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

genre : romance, 1 shoot

FanFict DBSK/Together/comedy/

genre: comedy/teenager/friendship Chapt1
status: in progress

Fanfic || more than a teacher || 1shoot part1-2(end)

genre: teenager/romance

The murderer is my secret admirer

Rat : NC 17( violence)/one shoot/straight yoosu

goodbye my lover


cast :yunjae and others
rat :NC 17
mention : mpreg,angst,violence, 1shoot

Let U Go

pairing: yunjae n other
Rating: PG13/Yaoi
Genre: Romance, angst, 1shoot

dreaming in ‘bolong’ afternoon

special fanfict
status: complete

SAME but DIFFERENT

special fanfic
status: complete

You only love my love | Straight | DB5K

genre: T / Romance Hurt
status: in progress

Kamis, 20 Januari 2011

FanFic DBSK/Together/comedy/Chapt1

author: Lanh a.k.a Han Ji Woo

genre: comedy/teenager/friendship

main cast:

-Jaejoong DBSK

-Yunho DBSK

-Changmin DBSK as Mimin

-Yoochun DBSK

-Junsu DBSK


Di suatu desa nan indah, bersih, damai dan permai dan bersih dan indah,,*halah..* tinggallah seorang remaja yang tinggal bersama adik dan neneknya. Orang tua anak2 itu sudah meninggal dan kini diasuh oleh nenek mereka yang tua renta.

“Mimin! yang bersih donk! Masih bau’ tuh!” teriak Jaejoong sambil menopang sisir rumput di pundaknya sementara Mimin tersiksa membersihkan kandang kambing.

“masih bau’? hyung, yang bau mimin atau si justin sih? Kok marahnya ke mimin?” tanya mimin seraya menunjuk salah satu kambing di kandang.

“ya elah min.. yang masih bau tuh kandangnya. Elu ama si justin sih emang sama baunya, napsu makannya juga..” sahut jaejoong yang kini sedang menyisir rumput2 yang bertebaran disekitar kandang.

“ooh..” jawab mimin datar. Mereka kemudian melanjutkan pekerjaan mereka masing2.

“eh?! Jadi hyung bilangin mimin mirip sama kambing ya!! Hyung, tega amet sih..” protes mimin dengan mata berkaca2.

“bukan mirip, sama!” jawab jaejoong santai. Kemudian dia langsung melanjutkan pekerjaannya sementara mimin terus membersihkan kandang kambing sambil manyun dan bercucuran air mata.

Beberapa saat kemudian..

“eh min.. gue mau nanya. Lu.. apa ga bosen hidup miskin kaya gini?” jaejoong memulai topic pembicaraan.

“um, enggak” jawab mimin singkat.

“hah? Jadi lu seneng hidup kita kaya gini?! Lu ga menderita ya tiap hari jualan opak, jaga padi, gali paret, mandiin ayamnya mang Kasim, bersihin kandang kambing yang baunya naujubile ini, terus ngangon kebo sore2, belum lagi kalo tu kebo lagi bad mood! Gue aja mampus!” keluh jaejoong sambil selonjoran disamping kandang kambing yang dibersihin mimin.

“hah?! Hyung mampus?! Loh kok bisa idup lagi? Ah.. hyung becanda aja”

“aish.. maksud gue tu.. gue udah jera,bosen gue begini terus! Hidup kita ga maju2!” jelas jaejoong sambil menuang teh yang disediakan di cerek tua itu.

“lho? Hyung, emang kita mau maju kemana? Oh iya, maju kan selalu ke depan yah. Terus, kita ngapain maju2 hyung? Entar nabrak loh..” cerocos mimin dengan polosnya.

“buurrssssshh!” tiba2 jaejoong menyemburkan teh yang hampir ditelannya.

“lha hyung, ga papa? Kok kesedak begitu? Hyung sih, ga pelan2 minumnya..” ujar mimin.

“terserah lu deh..” jaejoong kemudian beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Mimin yang hampir tewas menghirup aroma keringet kambing yang harum bin busuk itu.

Ia berjalan menuju pematang sambil melamun. Ia berjalan menyeberangi pematang perlahan2 dan sesekali bergaya ala catwalk *kurang kerjaan*. Sambil merasakan angin yang betiup sepoi2 menampar tubuhnya, matanya pun dimanjakan dengan hamparan padi hijau yang terbentang luas. Tapi kemudian..

BNYEK, “WAAA!!” CPROT!!

“Adu,duh.. aish.. sialan nih tai kebo’! ganggu suasana aja!!” dumel jaejoong yang kini nyungsep ke pinggir pematang yang penuh lumpur. Tapi kemudian pandangannya tertuju pada sesuatu berwarna kuning ditengah2 padi. Dengan sigap ia pun meraihnya.

“kok ada sampah sih, eh, entar dikira mbok minem gue lagi yang buang sampah di sawah dia. Ambil aja deh..” gumam jaejoong sambil memperhatikan sebuah benda kuning seperti brosur itu. kemudian ia membaca apa isi brosur tersebut terlebih dahulu.

“Shin Ki highschool.. menerima murid baru ataupun pindahan. Biaya sekolahnya..hah?! 3 juta!! Untuk tinggal di asrama 5 juta??!!! Buuset dah! Ni sekolah atau apartemen??!” teriak jaejoong hingga membangunkan kebo yang lagi golekkan di pinggir sawah.

“wah sekolahnya mewah banget yah! Gedongan! Pantes mahal!” kagum jaejoong kali ini. Tapi mengingat uang sekolahnya yang setinggi langit ke12 baginya, ia pun merasa sekolah itu tak mungkin sekali ia masuki. Ia membolak-balik brosur itu, tiba2 matanya langsung terbelalak kaget.

“untuk murid pindahan yang mempunyai nilai terbaik di sekolahnya, biaya sekolah dan segalanya.. gr,gra, gra.. GRATIS?!!” teriak jaejoong lagi hingga bergema sampai Korea sana.

“rata2 nilai harus 85-100, silahkan fotocopy raport akhir semester dan ikutsertakan dalam formulir pendaftaran.. waaahh!!! Mimiiiiin!!” jaejoong langsung meloncat dan berlari mencari mimin.

Tak lama..

“hosh..hosh.. Min!! gue dapet berita bagus neh, hosh..hosh..” ujar jaejoong ngos2an.

“berita bagus? Ooh, si Gayus udah ketangkep yah?” jawab mimin yang sedang main gundu sama Justin.

“aish, bukan!!! Elu baca deh nih..” jaejoong menyodorkan brosur kuning itu ke mimin. Mimin pun menerimanya. Tapi kemudian ia menggeleng, “hyung, ga ngerti, bahasanya terlalu ilmiah..” katanya sambil mengembalikan brosur itu pada jaejoong. Jaejoong yang sudah mengira kemudian menjelaskannya perlahan pada dongsaeng kecilnya itu.

Kemudian mimin pun setuju pada kemauan jaejoong pindah sekolah ke Shin ki school dan tinggal di kota. Jaejoong juga berencana untuk menyekolahkan mimin ke sekolah lain yang ada di kota juga. Sementara dirinya akan kerja paruh waktu demi membiayai sekolah mimin.

*********************3 minggu kemudian*********************

Jaejoong yang sudah mendapat pengumuman akan kelulusannya di Shin Ki highschool kini tengah bersiap demi keberangkatan mereka ke kota.

“buset dah. Min! lu bawa batu sunge ya! Sumpe berat banget tas lu!” keluh jaejoong yang mengangkat tas mimin keluar rumah.

“haha.. hyung ada2 aja! Mana mungkin mimin bawa2 batu sungai, lagian kan yang namanya sungai kan isinya air, masa batu! haha, masa batu mengalir sih, hyung aneh deh..” tutur mimin sambil nyengir kaya kuda nil (?)

“yaelah min.. lemot lu di off kan dulu deh! Bentar lagi kita kan jadi orang kota, malu tau!”

“hah?! Hyung kira mimin ini robot apa? Ada tombol on-off nya gitu?! Hyung te..mph!!” jaejoong langsung menyekap mulut mimin yang tak henti2 nyerocos.

“jaejoong, mimin.. hati2 ya disana. Di kota kan lebih bahaya daripada disini. Terus jaejoong, jaga adikmu. Jangan berante terus.. hoooaaaheemm nyem..nyem..” kata nenek yang baru bangun tidur gara2 abis ajep2 semalaman di orgen tunggalnya mpok Suti.

“ya, nek.. nenek juga hati2 ya. Kapan2 kami pulang kemari” balas jaejoong.

“hmpphh..mph..emmph..mmph.. (salam buat Justin ya nek..)” kata Mimin.

Mereka kemudian berpisah dengan desa mereka dan memulai perjalanan di kehidupan baru mereka sebagai orang kota. Jaejoong yang sangat optimis pada kehidupannya, sedangkan Mimin yang menangis tersedu2 meninggalkan desa, nenek dan Justin kambingnya.

“akhirnya keinginanku tercapai!” puas jaejoong dalam hati.

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

author : Tessa
genre : romance, 1 shoot
pairing:
-haruno sakura
-uchiha sasuke
-uzumaki naruto

OST.Naruto 14

Supercell ft.nagi -Utakata Hanabi

Pantai sudah sepi. Tak ada lagi terdengar suara tawa anak-anak dan para penjaja dagangan yang tadi siang bertebaran sepanjang pantai, merasa sudah tak ada urusan lagi. Sebagai ganti, pantai sekarang dipenuhi dengan melodi alam. Deburan ombak, gemerisik daun yang hampir tak mungkin terdengar suaranya di kala siang dikarenakan suara anak-anak yang ribut mulai unjuk gigi. Ah..sungguh suasana yang sangat tenang ..

Alasan kenapa aku disini, aku tidak tahu. Tapi aku memang sedang sangat-sangat ingin ke tempat ini. Apakah aku sedang dipanggil dewa laut untuk dijadikan tumbal, aku tak tahu. Tapi kurasa bukan, andaikan aku disandera, itu pastilah sepasukan penyusup negara lain yang memiliki jurus rahasia. Kalau benar, mereka berarti bodoh, sudah siap mati ya rupanya? Dinginnya malam membuatku menggigil karena hanya mengenakan baju tidur terusan dan topi. “Hatchii!”

Aaah.. Apa sih yang sebenarnya ingin kulakukan? Bingung dengan pertanyaanku sendiri kakiku berjalan menyusuri pinggiran pantai, membiarkan ombak-ombak menggelitiki kakiku. Warna biru air yang cantik, berpantulkan cahaya bulan. Biru..itu mengingatkanku seseorang. Ini adalah warna rambut orang itu. Aku tersenyum kecil. Tanpa tersadar aku mencoba memutar balik waktu, saat aku bertemu dengan dia.

Saat pertama kali bertemu dengannya adalah ketika penerimaan murid baru. Waktu itu aku mendengar bahwa ada seorang cowok ganteng berbakat yang akan masuk ke kelasku. Langsung dia menjadi bahan gosipan cewek-cewek di kelas. Memang seberapa tampankah dia? Sekeren apa? Itu yang menjadi ganjalan hatiku, heran hanya karena seorang cowok saja sudah membuat keributan seperti ini. Lalu ketika bertemu dengannya langsung, barulah aku mengerti alasan dia begitu populer. Dia memang benar-benar keren! Dengan mata yang tajam, rambut hitam kebiruan, dan gayanya yang cuek, terlebih nilai-nilainya di akademik dan akademis! Langsung saja aku menjadi satu dari sekian cewek pengagumnya.

Oh ya, pernah ketika aku sedang duduk-duduk ditaman memikirkannya,dia menghampiriku! Katanya,’kamu memiliki dahi indah yang mempesona..’ kata-kata gombal itu membuat hatiku langsung melambung ke langit ke tujuh! Namun langsung terjatuh ke dasar neraka ketika dia mengatakan itu hanya bercanda. Alangkah bahagia kalau dia serius, tapi kebohongan ini saja sudah cukup membuat hatiku senang. Aku pura-pura masa bodoh. Kami pun melanjutkan percakapan dengan menahan diri untuk tidak mempermasalahkan candaan tadi. Tapi auranya yang ini berbeda, lebih gelap, akhir percakapan membuatku membuka sisi kemanusiaanku pada cowok lain, si rambut kuning penggemar ramen yang kuanggap menyebalkan.

Ada satu kejutan lagi, saat pembagian kelompok, Tuhan menunjukkan kebaikan hatinya dengan memasukkanku sekelompok dengannya. Tapi-sayangnya-bukan hanya dengan dia. Cowok rambut kuning yang kuanggap menyebalkan pun ikut. Namun aku teringat dengan kata-kata si rambut biru. Aku mencoba tersenyum dan berteman dengan si rambut kuning.

Bersama guru tercinta, kami banyak bertualang bersama. Inilah keluarga kedua selain dirumahku. Aku pikir akan tetap begitu, sehingga aku menangis banyak ketika tahu itu hanyalah impian semata.

Si rambut biru pergi meninggalkan kami. Tentu saja kami semua, yang menganggap diri sebagai satu keluarga merasa sangat terpukul . Terutama si rambut kuning, dia berusaha membawa kembali si rambut biru yang sangat kucintai. Tapi tidak berhasil. Perjuangannya yang pertama hanya membawa air mata dan persahabatan yang terputus. Ketika bingung dan depresi mengapa dia meninggalkan kami, aku teringat kata-katanya ketika pertama kali memperkenalkan diri ,’..lalu..aku punya ambisi! Kebangkitan klanku dan membunuh seorang pria!’

Lalu apa? Setelah membunuhnya apa yang akan kau lakukan?? Hanya demi membunuh seseorang pria yang entah dimana kau rela membunuh perasaan kami!?

Hhh..

Tak ada gunanya berkata begitu sekarang, toh si biru kepala batu itu tak akan mendengarnya.

Angin bertiup semakin kencang, mempermainkan helai-helai rambut merah mudaku yang kututupi topi. Oh ya, rasanya dulu, lama sekali aku pernah bersamanya ke pantai. Kalau tak salah untuk apa ya..?

“DHUAAAAAAARRRR!!!”

Cahaya kerlap-kerlip mewarnai hitamnya malam. Kembang api yang sungguh indah!

Ah? Kembang api?

Benar!

Waktu itu, tepat di tempat ini, dengan mata sedikit berbinar dan bibirnya melengkungkan senyum , dia memandangi kembang api. Dan aku memandangi wajahnya! Kenapa aku bisa melupakan hal penting ini?

Jadi inikah kenapa aku datang kemari? Karena diriku yang sangat rindu akan senyummu? Haha..

Sejujurnya, aku pernah berharap bisa membencimu, dan aku pernah-hampir- berhasil. Tapi di saat seperti ini aku pasti akan kembali mengingatmu, sebelum aku sempat mengingat logikaku terhadapmu.

Kembang api meletus sekali lagi..

Seakan gelombangnya memang terlalu besar hingga indahnya dapat menyusupi hatiku, topiku ikut terbang.

Ah..Sasuke..

Jika aku menutup mataku, aku merasa seperti kau berada disini sekarang...


end

Selasa, 11 Januari 2011

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

itle: Don't say goodbye [bonus chapter]

author: Lanh a.k.a Lanh Ji Woo

genre: PG15/Romance teenager/straight

pairing:
- Lanh as Han Ji Woo
- Micky Yoochun DBSK


Angin di sore membelai rambut ji woo dengan lembut. Sinar mentari yang kemerahan tidak lagi menyilaukan matanya. Meski begitu tak jadi penghalang baginya untuk menikmati pemandangan yang membentang indah di depan matanya. Laut yang berkilauan dan suara debur ombak yang menggetarkan hati, dan warna langit yang kuning kemerahan sangat indah bak lukisan. Ia menghirup udara perlahan2 dari atas sini, kuil hara. Tempat yang tak pernah ia lupakan dengan seseorang yang sangat berharga. Menunggu detik2 matahari tenggelam, dan merasakan hawa dingin yang menusuk kulit. Semua bagaikan terulang kembali baginya. Namun saat itu masih ada tersimpan keresahan dalam hatinya, ‘apakah ia akan segera kembali?’. Keresahan itu kini sudah hilang, larut dalam kebahagiaan bersama seseorang yang berharga itu, yoochun. Dia tidak akan kembali, karena takdir menentukan, dia akan bertugas di Korea dalam jangka waktu yang lama.

“lihat!” yoochun mengacungkan telunjuknya kearah matahari yang tenggelam tepat didepannya.

“wah.. indah!” ji woo memperhatikan apa yang ditunjuk yoochun dengan mata berbinar2.

“sudah lama, kita tidak kemari” yoochun mulai membuka topic pembicaraan.

“ne! seperti nostalgia..” balas ji woo sambil tersenyum manis.

“hmm.. kau masih ingat? Saat kita sedang asyik melihat pemandangan kau bertanya apakah aku akan kembali ke amerika atau tidak. Lalu kemudian kau menangis saat aku bilang ‘ya’.”

“emm, ya. Masih” jawab ji woo singkat. Sebenarnya ia malu mengingat ia menangis saat mengetahui yoochun akan kembali waktu itu. Namun ternyata tampaknya yoochun masih ingat betul.

“hem,hm..” yoochun tertawa kecil.

“ya! Kenapa kau tertawa?!”

“ah,, anniya.. hem, aku pikir kau masih membenciku sejak ricuh di Dong bang resto, tapi nyatanya kau menangis dan tidak mengizinkanku kembali ke amerika.. aku berpikir, kau sangat lucu.”

“ya! Sama sekali tidak lucu!” wajah ji woo memerah. Tak ia sangka bahkan yoochun masih ingat kejadian di dong bang resto waktu itu.

“haha.. jangan ngambek, nanti kambuh lagi lo..”ledek yoochun.

Ji woo memanyunkan bibirnya.

Yoochun membuka jaket yang ia kenakan kemudian memakaikannya ke badan ji woo.

“hari sudah mulai dingin..” katanya. Ji woo masih saja pasang muka semraut. Yoochun kemudian tersenyum ringan.

“tapi, aku sama sekali tidak menganggap sikapmu aneh waktu itu. Justru aku juga sangat mengharapkan aku bisa tinggal lebih lama lagi di korea. Ketika kau menangis, aku terharu karena aku punya seseorang yang menjadi tempatku pulang ke Korea. Gomawoyo..” ungkap yoochun dengan wajah yang polos.

“eh?” ji woo seperti baru saja sadar dari tidurnya.

“kau ini..” yoochun yang geram dengan respon ji woo menarik bahu ji woo hingga kini mereka saling berhadapan sekarang. Mereka saling bertatapan, ji woo menatap yoochun dengan penuh tanda tanya. Yoochun tersenyum sekilas. Kemudian perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah ji woo dan mendaratkan ciuman di bibir ji woo. Ciuman yang lembut.

Hari yang dingin saat itu perlahan menjadi terasa hangat.


**********end***************

FF/Don't say goodbye/Chapt10(End)

title: Don't say goodbye [chapt10 (END)]

author: Lanh a.k.a Lanh Ji Woo

genre: PG15/Romance teenager/straight

pairing:
- Lanh as Han Ji Woo
- Micky Yoochun DBSK
- U-know Yunho DBSK


Yoochun pov

Tiket kereta sudah kudapatkan. Sekarang sudah jam 09.50, sebentar lagi kereta akan tiba untuk mengangkutku ke bandara. aku melihat arloji yang terikat di pergelanganku. Kira2 aku sampai bandara jam 11.00.

Aku berjalan mondar mandir menunggu jam 10 tepat. Dan tanpa terasa aku sudah mendengar pemberitahuan kalau kereta yang akan kutumpangi akan segera tiba. Aku berjalan menuju pinggir garis putih. Dari jauh aku mendengar suara kereta perlahan2 mendekat. Kereta berhenti dan pintunya terbuka tepat di depanku. Ketika aku melangkahkan kakiku untuk naik entah kenapa rasanya berat sekali. aku terdiam seketika. Apa ada yang tertinggal?

Kurasa tidak, semua sudah kupersiapkan baik2 pada malamnya jadi tidak mungkin ada yang tertinggal. Aku melangkah sekali lagi dan alhasil sekarang aku sudah berada di dalam kereta, meski aku masih berdiri di depan pintunya. Perasaanku masih gelisah. Tiba2 aku mendengar suara, seperti memanggilku dari kejauhan. Aku tidak tau siapa itu. Tapi suaranya seperti mendekat. Perasaanku semakin tidak enak.

Pintu masuk kereta perlahan tertutup. Aku beranjak dari situ dan mengambil tempat duduk.

“yoochun!!”

Aku mendengar suara itu lagi, dan kini terasa sangat dekat, aku berbalik ke jendela. Dan apa yang kulihat, seseorang yang tidak kusangka berlari kearah kereta yang kutumpangi ini.

“ji,ji woo!! Ji woo!!” teriakku lagi. Aku menggeser kaca jendelanya dan melihat dari dekat, dia menangis.

“yoochun! Jeongmal hajiman!”tangisnya. sementara perlahan kereta sudah berjalan.

“ji woo.. anni! Aku yang bersalah! Mianhae..” kereta berjalan semakin cepat, ji woo terus mengikutinya disisi luar jendelaku.

“jangan pergi..”tangisnya semakin deras. Aku tau kondisinya masih rentan, tapi dia tetap berlari seiring kereta berjalan. Kata2nya itu semakin membuatku menyesal. Ingin rasanya kuhentikan kereta ini dan turun untuk memeluknya, walaupun akhirnya aku akan mengatakan selamat tinggal.

Aku mengulurkan tanganku keluar jendela dan diraih olehnya.

“hiks..” air matanya terus menetes. Kereta api berjalan semakin cepat dan semakin cepat, dia berlari tapi akhirnya tak kuasa mengejar kecepatan kereta. Perlahan tangannya terlepas dari genggamanku dan tak dapat diraih lagi olehnya. Sosoknya semakin tertinggal jauh.

“yoochuuunn…!!!!!!!” teriaknya lagi dengan sedikit terisak. Kereta melaju sangat cepat, aku menutup kembali jendelaku.

“hiks…” aku menitikkan air mata, tak kuat dengan kenyataan. Kini semakin aku sadari. Aku mencintai ji woo, dan tak rela berpisah dengannya. kenapa aku baru mengerti perasaanku pada saat aku berpisah dengannya?! Seharusnya perasaan ini kuungkapkan sejak awal! Sekarang yang kudapatkan hanya penyesalan yang dalam, aku tak berguna! Pabo! Kau pabo yoochun!!

Back to author pov

“hosh..hosh..hosh..” ji woo yang terengah-engah terduduk menatapi kepergian yoochun. Perlahan kereta menghilang dari pandangan. Dia kembali menangis.

“hiks..hiks..”

“ji woo..” sosok yunho muncul disebelahnya sambil merangkulnya. Berkat yunho jugalah ji woo bisa sampai ke stasiun. Setelah mendengar cerita dari bibi yeung ia langsung berinisiatif untuk mengantar ji woo bertemu yoochun untuk yang terakhir kalinya. Dia berpikir, kalau ini semua demi kebaikan ji woo. Walaupun dia merasa sakit ketika mengetahui ji woo sebenarnya mempunyai perasaan khusus pada yoochun, temannya.

“ji woo..” panggil yunho sekali lagi. Ji woo terus terisak dan menangis di pelukan yunho. Yunho membelai halus kepala ji woo.

“ji woo, tabahlah. Aku mengerti perasaanmu, tapi jika kau terus terlarut dalam kesedihan, bisa2 kondisimu memburuk.”

“ya, tapi..” ji woo mengelap air matanya yang terus mengalir.

“ji woo. Kumohon” kali ini yunho memohon pada ji woo untuk mengerti kondisinya. Tapi tidak berhasil, bahkan saat perjalanan di mobil ji woo terus2an diam seperti orang frustasi. Dia hanya menatap kosong menghadap ke jendela mobil.

Yunho yang kelabakan dengan sikap ji woo tidak tau cara apa lagi yang harus dilakukannya. Bukanlah hal yang mudah untuk membujuk ji woo melupakan yoochun, apalagi rasa sakit yang terus menerpanya ketika ji woo tidak bisa membuang yoochun dari pikirannya.

operasi yang akan dilakukan pada jam 12.00 siang ini. Ji woo yang diharapkan bisa memulihkan staminanya malah sebaliknya.

Setibanya dirumah sakit, bibi yeung juga ikut2an kewalahan. Padahal dia sudah diperiksa dan diberikan beberapa vitamin oleh dokter, tapi hasilnya tetap nihil.

“operasi jika ditunda sampai besok akan membuatnya semakin parah. Bisa saja rasa sesak datang tiba2 seperti waktu itu. Apalagi kondisinya seperti ini. Tidak lama lagi dia akan..” begitu kata dokter Kim pada bibi yeung.

Ji woo seperti sudah pasrah, apa yang terjadi saat operasi ya terjadilah. Yunho yang menyadari kepasrahan ji woo mengambil cara terakhir dan dia rasa adalah jalan satu2nya untuk memperkuat ji woo. Berkali2 dia berusaha menelpon yoochun, ketika tidak diangkat dia mencobanya kembali dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya terdengar kata..

“hm, yeoboseo”

“yoochun! Yoochun kau dimana?”

“aku sudah dibandara. Wae?”

“yoo, yoochun.. kumohon dengarkan penjelasanku!”

“tapi aku harus bergegas, pesawat akan tiba sebentar lagi..”

“kumohon! Ini soal ji woo!!”

Deg.. yoochun terdiam saat mendengar nama ji woo disebut.

“yoochun. Dengarkan aku, ji woo harus menjalani operasi hari ini. Seharusnya kondisi staminanya memulih agar bisa lancar dan operasinya berhasil, tapi setelah tadi ia terus2an berdiam diri. Kondisinya melemah, sedangkan jika operasi ditunda lebih lama dampaknya akan semakin membahayakan dan akan menyebabkan kematian, itu sama saja jika dia tetap menjalani operasi dengan kondisi lemah seperti sekarang.”

Yoochun kaget setelah mengetahui kondisi kesehatan ji woo sepenuhnya.

“lalu, apa yang harus kulakukan?”

“kumohon, kembalilah dan temui dia sekarang. Ini semua demi keselamatan ji woo juga. Hanya kau harapan satu2nya” mohon yunho dengan nada gemetar.

Yoochun terdiam sejenak. Suaranya tak terdengar lagi, dan tiba2.., sambungan terputus seketika.

“yoo,yoochun!! Yoochun! Argh.. shit!” kesal yunho sambil meremas hp di genggamannya.

Yunho benar2 putus asa melihat ji woo masih saja diam terpaku. Bahkan cara terakhir dan satu2nya pun tidak berhasil ia lakukan. Ia takut ji woo akan pergi, sangat takut..

Sementara bibi yeung masih saja merangkul ji woo. Sesekali bibi yeung menitikkan air matanya.

“ya, bibi.. tenang, aku akan baik2 saja. Berikan aku waktu untuk menenangkan pikiranku” ji woo kembali merangkul bibi yeung. Kata2 itu hanya sekedar menenangkan perasaan khawatir bibi yeung. Bibi yeung berusaha menurutinya dan meninggalkannya sendiri untuk menenangkan pikirannya.

Waktu terus bergulir. Sekarang sudah pukul 12.15. bibi yeung berusaha memohon pada dokter untuk sedikit mengundur waktu operasi dan memberi kesempatan ji woo untuk berusaha memulihkan bebannya.

Ji woo masih terdiam dalam kesendiriannya. Dia masih ingin hidup, tapi sekarang nasibnya tergantung pada keajaiban. Ia memutar2 hp nya kemudian meletakkannya lagi, dalam pikirannya hanya kekosongan. Dia berjalan kearah jendela, melihat pemandangan di luar rumah sakit. Sekumpulan orang2 yang sedang beraktifitas dengan ceria membuatnya iri. Dia memutar lagu di hp nya, Proud by DBSK. Lagu itu terus dinikmatinya berulang2. Lagu yang paling ia sukai. Mungkin itu terakhir kalinya ia akan mendengarkan lagu kesenangannya itu.

dia langsung terdiam dalam keheningan ketika lagu itu habis pada lirik proud of your love..

BRAKK!! seseorang membuka pintu kamar tempat ji woo berdiam dengan kasar.

“hosh..hosh..” orang itu terdengar sangat terengah2 pada nafas beratnya .

Ji woo berbalik. Memperhatikan sosok yang masuk ke kamarnya itu dengan memicingkan matanya. Seseorang yang sangat membuatnya kaget kini hadir di depan matanya.

“yoo..”

“hosh..hosh.. kau, membuatku cemas!” kata orang yang ternyata adalah yoochun itu.

Bruk.. yoochun menjatuhkan barang2 bawaan di lengannya. Dia berjalan perlahan mendekati ji woo yang masih tak percaya.

Grep! Yoochun langsung meraih ji woo. Menenggelamkannya dalam pelukkannya, pelukkannya yang erat. Ji woo kaget tak karuan. Ternyata yoochun yang ia lihat sekarang ini adalah nyata.

“hu..hu..” air mata ji woo sudah tak bisa dibendung lagi.

“kau selalu saja merepotkan” yoochun bercanda dengan nada sedikit gemetar.

“kau kembali?!!”

“kau masih tak percaya kalau aku yoochun?!” canda yoochun lagi.

“hu..hu..hu..” ji woo menangis dan memeluk yoochun semakin erat. Seolah tak ingin yoochun pergi lagi.

“mianhae, aku sudah menyakiti perasaanmu waktu itu. Kau tidak bersalah, aku bukan milik ah in. aku bukan pacarnya dan tidak berhubungan apapun dengan orang lain. Akulah yang bersalah karena melukai perempuan yang aku cintai” jelas yoochun di telinga ji woo dan membuat ji woo langsung terkaget.

“mwo? A,apa yang kau bilang tadi?” tanyanya seakan tak yakin apa yang ia dengar tadi.

“aa,emm.. anni. Sudahlah”

“ulangi!” perintah ji woo.

“andwae!” bantah yoochun yang sudah salah tingkah.

“ulangi! Ulangi! Aku tidak dengar!!” rengek ji woo.

“tidak ada siaran ulang..” bantah yoochun lagi.

“ooh.. baiklah kalau begitu!!” ji woo ngambek dengan serius. Yoochun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia jadi semakin serba salah.

“ne.ne.. baiklah.. aku merasa bersalah karena sudah mnelukai perasaan perempuan yang aku cintai! Arasseo?!” jelas yoochun blak2an.

“h,he??” ji woo tidak bisa mencerna kata2 yoochun baik2.

Yoochun langsung mengenggam erat kedua sisi wajah ji woo dan menatapnya lekat2. Ji woo terus memandangi mata yooochun yang berbinar2.

“girl, let me prove that my love is real. I’ll keep all my love to you, please trust me..” tutur yoochun sambil menatap ji woo penuh arti.

Ji woo menutup sebagian wajahnya yang memerah. Dia mengeluarkan air mata untuk sekian kalinya. Tapi kali ini bukan karena sedih, tapi karena terharu dan bahagia.

Yoochun kembali memeluknya dan mencium keningnya.

“saranghae..” bisik yoochun sekali lagi.

“nado saranghae..” balas ji woo yang sudah tak bisa berkata apa2 lagi. Jantungnya berdegup sangat kencang.

Mereka saling berpelukkan dalam beberapa saat. Perasaan ji woo yang tadinya kelam dan putus asa kini sudah berbunga2 dan kembali semangat. Dia kembali tersenyum seiring jemari yoochun menghapus air matanya. Kini ji woo kembali percaya diri untuk menjalani operasi.

Yunho yang sempat merasakan cemburu kini juga senang melihat ji woo sudah bersemangat kembali. Yang penting baginya adalah kesehatan ji woo, dan tidak ingin kehilangan sosok ji woo. Biarlah ji woo tidak bisa ia miliki sepenuhnya, tapi melihat ji woo ceria bersama orang lain pun sudah cukup membuatnya tenang, sekalipun ia akan terluka.


====================END============================


eps... ada chapter bonusnya nih..

check it!!! FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter.