title: Don't say goodbye [chapt7]
author: Lanh a.k.a Lanh Ji Woo
genre: PG15/Romance teenager/straight
pairing:
- Lanh as Han Ji Woo
- Micky Yoochun DBSK
- U-know Yunho DBSK
Ji woo pov
“ukh.. andwae!! Andwae! Aku tak mau ikut! Aaahh.. hah..hah..hah..” aku tersentak dari tidurku. Aku melihat mimpi yang seperti tadi pagi lagi. Mimpi yang merenggut nyawaku.
Setelah sadar aku melihat sekeliling dan mendapati diriku tergeletak diatas ranjangku. Mungkin yunho yang mengangkutku saat aku pingsan.
Meski aku sudah sadarkan diri tapi aku masih merasakan sesak walau sedikit. Aku ambil air putih yang tersedia disampingku dan meneguknya perlahan.
“ji woo, kau sudah sadar sayang? Apa kau sudah merasa baik?” tanya bibi yeung yang tiba2 masuk ke kamarku.
“tidak begitu..”jawabku
“kalau begitu minumlah obatmu, ini..” bibi yeung menyodorkan sebotol obat yang biasa aku minum.
Byyuuurrrssshh.. suara rintik hujan yang deras terdengar diiringi suara gemuruh dan angin yang kencang. Sejak tadi sore harinya memang sangat dingin. Dan dingin itu jugalah salah satu factor yang memperlemahku.
Aku bergegas untuk mengganti pakaianku, agar tidak terasa risih. Bibi yeung tidak memperbolehkanku mandi, karena aku bisa masuk angin.
7.45 pm
Aku hanya berdiam diri diatas tempat tidur sambil mengotak atik hp di tanganku. Yang kubutuhkan sekarang hanya istirahat dan menenangkan diri atas kejadian tadi siang. Aku menyadari perbuatanku. Kenapa aku tidak rela yoochun bersama wanita lain?! Dia bukan kekasihku jadi untuk apa aku cemburu dan menangis seperti ini? Aku memang perempuan yang bodoh. Aku cemburu pada pria yang sudah mempunyai pasangan. Tapi setelah aku sadari perbuatanku ini bodoh, rasanya perasaan ini tetap meronta dan seakan tak rela. Tapi sikap bodohku kemarin sepertinya telah membuat yoochun repot, apalagi aku melarikan diri didepannya. Rasanya aku ingin berjumpa lagi dengannya untuk sekedar meminta maaf.
Aku menyandarkan kepalaku pada kepala tempat tidur. Menghela nafas kemudian mengeluarkannya. Aku masih merasakan sesak, nafasku pendek dan sangat sakit ketika menghela dalam2, paru2ku sangat sesak!
Tok tok..
“ji woo, ini bibi bawakan makan malam” bibi yeung kemudian masuk dan menyodorkan semangkok bubur dengan sup ayam dan susu hangat padaku.
“gomawo”ucapku lemas sambil meraih gelas susu dan meneguknya perlahan.
PRANG!!
Gelas susu di genggamanku lepas seketika dan pecah berserakan di lantai.
“ukh..” ringisku sambil meremas leher bajuku.
“ji woo?! Wae!!!!” panic bibi yeung yang langsung menghampiriku.
“s,se,sesak..se,sekali..sakit..ukh..” ringisku lagi sambil meringkuk diatas tempat tidur.
“bertahanlah nak.. bibi akan menelpon dokter!” bibi yeung kemudian berlari meninggalkanku untuk menelpon dokter.
“ce,cepatlah bi..” mohonku yang sudah tak kuat lagi.
Ya ampun.. kenapa sakitnya separah ini? Aku baru pertama kalinya merasakan seperti ini. Aku tidak bisa bernafas, pandanganku buram dan seakan berputar2. Aku bahkan tak bisa berkata apa2 lagi.
GLEGAR!! Suara gemuruh yang menggema di telingaku membuat rasa sakit ini semakin parah. Membuat suasana semakin menyeramkan. Kilat yang menyambar2 seakan menarikku bersamanya. Aku takut, aku melihat sesosok bayangan hitam di jendela, menyeramkan! aku tak bisa berkutik, kemana bibi yeung?
Kimi dake ni aitakatta yo.. itsudatte aitakatta yo..
Ima mo dakishimete iru yo, kimi no subete wo..
Sayup2 terdengar lagu, ada panggilan masuk di hpku. Kenapa disaat seperti ini? Dengan sisa tenaga aku meraih hpku yang ada disamping bantal.
Yoochun calling..
Yoochun! Dia menelponku pada saat seperti ini, bagaimana aku menjawabnya sedangkan aku tak mampu berkata apa2. Rasanya mulut ini kaku.
Hohoemi wo yurushite yo.. tada bokura no tame ni..
Kitto, kono saki ni mada hikari wa sasukara….
Hp ku terus berdering. Yoochun tetap menelponku. Rasa sesak ini semakin sakit saat aku tak bisa mengangkat telpon dari yoochun. Jika aku bisa mengangkatnya aku bisa meminta maaf atas perbuatanku tadi sore. Tapi bagaimana jika selamanya aku tak bisa menjelaskan soal itu? Apakah aku masih sempat bertemu dengannya lagi?
Sekujur tubuhku mendingin drastis. Aku tak bisa bernafas hampir sama sekali. A,aku tidak mau mati! Umma! Aku tidak mau mati! Andwae…!!!
***************************************************************
Yoochun pov
Tidak diangkat? Sudah berkali2 aku menelponnya tapi tetap saja tidak ada jawaban. apa ji woo marah padaku? Tapi.. kenapa perasaanku jadi tidak enak begini?
*****esoknya*******
Sampai pagi pun aku tidak menerima jawaban telpon dari ji woo. Perasaanku semakin tidak enak. Aku memutuskan untuk datang ke tempat ia bekerja, Dong Bang resto.
“permisi. Aku teman ji woo, namaku park yoochun. Sejak kemarin aku tidak mendapat kabar darinya, bahkan berkali2 aku telpon pun tidak diangkatnya. Apa hari ini dia hadir?” tanyaku pada cowok cantik yang juga pelayan restoran ini.
“ah! Kau park yoochun, ya aku sudah mengenalmu. Maaf tapi hari ini dia tidak hadir.” Jawab cowok ini.
“tidak hadir? Apa ada kabar tentangnya?”
“ya, salah seorang keluarganya menelpon atasan kami kalau dia sekarang sedang dirawat dirumah sakit karena paru2nya kambuh”
“dirumah sakit? ”
“ne!”
“kalau begitu bisa aku bertemu yunho?”
“anni. Yunho juga tidak ada ditempat, dia izin hari ini”
“aa..oh begitu. Kalau begitu di rumah sakit mana ji woo dirawat?”
“RS. Kouhaku”
“n,ne.. gomapta!” setelah mendapat informasi aku langsung bergegas menuju ke rumah sakit itu, meski aku lupa2 ingat jalan menuju kesana. Sekarang aku tau mengapa ji woo tidak menjawab telpon dariku. Tapi.. perasaan tidak enakku ternyata benar.
Aku memarkirkan mobilku dan langsung bertanya ruang pasien bernama Han ji woo. Aku mencari ruangannya dengan tergesa2. Namun akhirnya aku menemukannya.
Aku membuka pintu dengan perlahan, aku melihat yunho yang terduduk disamping seseorang yang terbaring pasrah dengan bantuan oksigen di tempat tidur, dia orang yang kucari2, han ji woo. Aku melangkah dengan perlahan, hingga kedatanganku pun tidak disadari yunho yang merupakan satu2nya orang yang menjaga ji woo disitu. Kulihat tangannya menggenggam erat tangan ji woo dan diletakkan disamping pipinya sendiri, sambil sesekali mengelus rambut ji woo dengan halus.
“jeongmal mianhae ji woo. Aku tak bisa menjagamu dengan baik.” Bisik yunho yang terdengar olehku.
“kenapa kau tak cerita padaku tentang masalah itu? Sebenarnya apa yang membuatmu jadi begini? Apa kau menderita?” tambah yunho lagi yang kini berlinang air mata. Yunho semakin mempererat genggaman tangannya dengan ji woo.
“ji woo, kumohon padamu. Cepatlah sembuh, aku ingin melihat keceriaanmu seperti dulu lagi. Saat kau sembuh aku berjanji akan selalu melindungimu dan menjadi penjaga yang baik untukmu, kumohon cepatlah kau sadar..” yunho mengecup kening ji woo yang tak sadarkan diri itu.
“saranghae..” bisik yunho ditelinga ji woo, tapi aku juga bisa mendengarnya walaupun sayup2. Ini pemandangan yang tidak nyaman bagiku. Yunho.. tenyata punya perasaan khusus pada ji woo. Dia juga rela repot2 sampai harus izin pekerjaannya. Kenapa aku seperti..cemburu? ah. Aku tak boleh begini..
to be continued...
0 komentar:
Posting Komentar