Welcome!!

Annyeong fanfict lovers!!

Blog ini aku buat khusus Fanfict dari idola-idola kita sampai anime juga. Blog ini lagi masa debut jadi postingannya belum terlalu banyak. Tapi authors bakal bikin banyak ff yang keren2 deh!

mohon kerjasamanya buat kemajuan blog ini. And don't forget to leave comment(s) after read this blog!!

thanks... (_ _)

Lists

FF|I'm Not Her|我不是她|

Genre: romance, Chapter 1a-2b
status: in progress

FF/Don't say goodbye/

genre: PG15/Romance teenager/straight/Chapter 1-10(end)
status: complete

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

genre: PG15/Romance teenager/straight

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

genre : romance, 1 shoot

FanFict DBSK/Together/comedy/

genre: comedy/teenager/friendship Chapt1
status: in progress

Fanfic || more than a teacher || 1shoot part1-2(end)

genre: teenager/romance

The murderer is my secret admirer

Rat : NC 17( violence)/one shoot/straight yoosu

goodbye my lover


cast :yunjae and others
rat :NC 17
mention : mpreg,angst,violence, 1shoot

Let U Go

pairing: yunjae n other
Rating: PG13/Yaoi
Genre: Romance, angst, 1shoot

dreaming in ‘bolong’ afternoon

special fanfict
status: complete

SAME but DIFFERENT

special fanfic
status: complete

You only love my love | Straight | DB5K

genre: T / Romance Hurt
status: in progress

Selasa, 11 Januari 2011

FF/Don't say goodbye/Chapt4

title: Don't say goodbye [chapt4]

author: Lanh a.k.a Lanh Ji Woo

genre: PG15/Romance teenager/straight

pairing:
- Lanh as Han Ji Woo
- Micky Yoochun DBSK
- U-know Yunho DBSK


Oleh-oleh? Apa itu artinya yoochun akan kembali ke Amerika? Apakah dia akan kesini lagi? rasanya aku ingin sekali menecegahnya. Pertanyaan2 itu sudah diujung lidahku, tapi ketika berhadapan langsung dengannya, aku jadi enggan dan menyimpan pertanyaan2 itu lagi.

Mobil yang kami tumpangi melaju dengan cepat. Aku hanya menghadap ke jendela sambil merenungi hal itu.

“yup! Got it! Gomawo Yunho.” Pip.

“ternyata kita memutar kesini.” Ujarnya sambil memutar setir mobil.

“sudah tau arahnya?”

“ya, lumayan.” Jawabnya pelan.

“syukurlah..” kataku sambil menghembuskan nafas.

“kau lelah? apa kita pulang saja?” tanyanya dengan nada khawatir.

“anniya.. gwaenchana. Aku masih ingin kesana” bagaimana tidak? Sudah lebih dari 2 jam dari tempat semula kami hanya berputar2, belum lagi jaraknya yang lumayan jauh.

“arasseo” yoochun kemudian langsung tancap gas dan melaju sangat cepat.

****************1 jam kemudian**************

“omona~, indah sekali!!” kagumku saat melihat hamparan laut membentang dengan bayang2 cahaya matahari dibawahnya.

“ya, kuil itu tak jauh dari sini. Sebentar lagi kita akan sampai.”

Setelah sampai, aku langsung berlari melihat pemandangan dan ukiran2 sekitar kuil. Kuil ini sudah kuno, tapi sangat terawat. Puncaknya menjulang tinggi dan dalamnya sangat luas. Tidak banyak pengunjung datang kesini meski hari libur. Peluang itu sangat bagus untuk kami untuk menikmati keindahan kuil ini dengan leluasa.

Satu persatu pernak-pernik kuil kami lihat dengan suka cita sambil berfoto ria. Meski lama tinggal di korea aku sendiri bahkan tidak tau ada tempat wisata sebagus ini.

“ji woo! Lihat!” teriak yoochun ketika dia menemukan sebuah topi kuno yang terpajang dan mengenakannya. Seharusnya ia tau, penampilannya sangat aneh ketika muka kecilnya berada di bawah topi itu.

“bwahahahahahaha!!!” kekehku.

Kami kembali bersenda gurau. Rasa lelah yang tadi sempat kurasakan hilang dan pulih kembali. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku masih berkeliling dan melihat sela langit2 kuil ini. Aku terus berjalan sampai aku menemukan sebuah tangga kecil yang gelap yang ujungnya entah kemana. Tapi di dasarnya tertulis larangan untuk memasukinya. Aku jadi mengurungkan niatku untuk menaiki tangga ini. Tak lama yoochun menghampiriku yang sedari tadi berdiri diam.

“ada apa?” tanyanya.

“aku menemukan tangga ini, menurutku sangat aneh jika ada disudut ruangan dan tersembunyi.” Jawabku.

“ayo kita naik!” ajaknya tanpa mengindahkan larangan yang jelas2 ada di depan matanya.

“ya! Apa kau tidak lihat papan itu!?” ujarku sambil menunjuk papan larangan itu.

“tak usah pedulikan itu! Ayo naik!” ajaknya lagi tanpa ragu.

“andwae! Jangan2 diatas ada keramat atau tempat yang mengandung kutukan!” jawabku sambil menakutinya, yang sebenarnya aku juga takut.

“ah! Tidak ada hal seperti itu! Kalaupun ada aku tidak takut!” yakinnya sekali lagi. Sepertinya anak ini memang sangat penasaran dengan ujung tangga itu.

“kalau begitu kau saja! Aku tunggu disini. Lagipula disitu sangat gelap.” Rajukku.

“ok. aku saja yang naik. Kau tunggu disitu saja ya!” yoochun kemudian menaiki satu persatu anak tangga dan menghilang dari penglihatanku. Suara langkah kakinya lama kelamaan tak terdengar lagi. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?

“yoochuuuuun..!!” panggilku.

“. . .”

“yoochun-ya..! kau baik2 saja?”

“. . .” lagi2 tak ada jawaban. Aku jadi semakin cemas. Tanpa berpikir panjang aku langsung menaiki anak2 tangga itu. “yoochun!” seharusnya aku tau itu tipuan. Aku menemukannya terbahak setelah melihatku yang panic.

“ya! Kau mempermainkanku!”

“hahaha.. itu supaya kau ikut naik juga.” Kekehnya tanpa beban. “ayo!” ajaknya sambil mengulurkan tangan kanannya padaku. Aku menyambut tangan itu dengan rada terpaksa. Kami terus menaiki anak tangga beriringan, tanpa tau arahnya kemana. Suasananya gelap, tapi sejuk. Semakin kami keatas kami melihat bayang2 sinar matahari dari sebuah celah. Anak tangga kemudian berakhir pada sebuah pintu. Pintu yang sedikit terbuka yang menjadi asal masuknya secercah sinar.

Yoochun kemudian membukanya perlahan. Saat pintu terbuka seutuhnya sinar matahari langsung menyilaukan pandangan. Angin bertiup sepoi2 menampar kulit. Ternyata ada sebuah teras diatas sini, meskipun tidak begitu luas. Aku dan yoochun berjalan menuju ujung teras ini. Yang kulihat di depan mataku sekarang adalah hamparan laut yang indah dihiasi gemerlap pantulan sinar di permukaannya.

Dan yang paling indah adalah matahari yang bagai tenggelam di permukaan air. Sinarnya bewarna orange kemerahan. Inilah pemandangan sunset yang kami tunggu2.

“indah sekali!” kagum yoochun kali ini.

“ne! luar biasa!” tambahku.

Kami terus memandangi moment sunset ini. Matahari perlahan2 tenggelam sampai melewati batas setengahnya. Suasana semakin gelap dan perlahan2 mulai dingin.

“hari ini perjalanan yang menyenangkan.” Ujar yoochun memecah keheningan.

“ne. aku juga sangat menikmatinya. Gomawo sudah mengajakku” sahutku

“cheonmaneyo. Kau juga kunci perjalanan ini. Haha” katanya sambil sedikit tertawa.

Kami kemudian terdiam sejenak. Namun kali ini aku memutuskan untuk memulai pembicaraan.

“yoochun-a.. apa setelah ini kau akan kembali ke Amerika?” tanyaku dengan nada gemetar. Yoochun langsung memalingkan wajahnya ke arahku sejenak.

“ya..” jawabnya sambil menunduk, sepertinya ia juga enggan mengatakan hal yang sebenarnya. Kami terdiam kembali. Sepertinya aku salah memilih topic. Seharusnya hal itu tak aku tanyakan di saat2 menyenangkan seperti ini.

“tapi bukan besok, masih ada3 hari lagi kok. Aku kan masih ingin bersenang2. Waeyo?” lanjutnya sambil berusaha memulihkan suasana. Tapi hasilnya sama saja menurutku.

“gwaenchana.. aku hanya bertanya saja.” Tidak. Sebenarnya aku sangat kecewa. Tapi entah kenapa aku tak bisa mengungkapkannya. Aku terus menyembunyikan wajahku. Tanpa kusadari sesuatu yang mengalir keluar dari mataku. Buru2 kuusap dengan kedua tanganku. Yoochun yang berada disampingku langsung kaget melihatnya.. padahal aku tak ingin dia tau.

“ji woo ya! Waeyo?”

“ah..hanya kemasukkan debu..” jawabku asal2an.

“bohong! kau menangis! Wae?!” ujarnya sambil berusaha melihat mataku.

“. .hiks” tangisku semakin deras saat dia mengetahuinya.

“ji woo?” panggilnya lembut, namun aku tak memperdulikannya. Tanpa kusangka, tiba2 dia langsung meraihku kedalam pelukkannya. Memelukku semakin erat sambil mengelus kepalaku. Aku menjadi deg2an sekali, tak menyangka akan sikapnya. Suasana yang dingin terasa menjadi hangat. Dia terus melakukannya dengan diam sambil mendengarkan tangisku.

“kenapa kau harus kembali?! Bukankah disini lebih baik?!” ujarku sedikit berteriak di pelukkannya.

“ya itu benar.. tapi aku punya pekerjaan disana. Dan aku punya adik yang menjadi tanggung jawabku..”

“tapi.. aku..” tangisku lagi. Dia semakin mempererat pelukkannya.

“aku pasti akan mengingat kejadian hari ini. Jika suatu saat aku kesini lagi, aku pasti akan menemuimu dan jalan2 seperti sekarang. Setidaknya hari2ku di Korea jadi lebih menyenangkan bersamamu saat ini.” Ucapnya pelan sambil tetap mengelus2 kepalaku. Wajahku memerah, degup jantungku semakin kencang. Mungkin dia dapat merasakan degupku yang sangat kuat saat ini.

“jinjja?”aku kemudian bangkit dari pelukkannya. Namun aku tak kuat untuk menatap matanya.

“ne!” yakinnya sambil mengepal tangan kananku.

“jangan menangis lagi.. ayo kita pulang. Hari sudah gelap..” dia kemudian menyeka air mataku dengan jarinya.

“ne..” kemudian kami menuruni tangga dengan hati2. Dan.. akhirnya sampai di mobil. Dia menjalankan mobilnya dan berhenti disebuah restoran.

Ya, kami makan malam dan ditraktir olehnya, rasa sedihku perlahan hilang. Kami bersikap seperti biasa. Sikapnya yang familiar membuatku tak gugup lagi. Tapi seseorang yang tidak kuharapkan kedatangannya, membuat semuanya berubah..


to be continued...

0 komentar:

Posting Komentar