Welcome!!

Annyeong fanfict lovers!!

Blog ini aku buat khusus Fanfict dari idola-idola kita sampai anime juga. Blog ini lagi masa debut jadi postingannya belum terlalu banyak. Tapi authors bakal bikin banyak ff yang keren2 deh!

mohon kerjasamanya buat kemajuan blog ini. And don't forget to leave comment(s) after read this blog!!

thanks... (_ _)

Lists

FF|I'm Not Her|我不是她|

Genre: romance, Chapter 1a-2b
status: in progress

FF/Don't say goodbye/

genre: PG15/Romance teenager/straight/Chapter 1-10(end)
status: complete

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

genre: PG15/Romance teenager/straight

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

genre : romance, 1 shoot

FanFict DBSK/Together/comedy/

genre: comedy/teenager/friendship Chapt1
status: in progress

Fanfic || more than a teacher || 1shoot part1-2(end)

genre: teenager/romance

The murderer is my secret admirer

Rat : NC 17( violence)/one shoot/straight yoosu

goodbye my lover


cast :yunjae and others
rat :NC 17
mention : mpreg,angst,violence, 1shoot

Let U Go

pairing: yunjae n other
Rating: PG13/Yaoi
Genre: Romance, angst, 1shoot

dreaming in ‘bolong’ afternoon

special fanfict
status: complete

SAME but DIFFERENT

special fanfic
status: complete

You only love my love | Straight | DB5K

genre: T / Romance Hurt
status: in progress

Sabtu, 03 September 2011

Fanfic : Jung Family "sungkem" // K+ // Yunjae family // 1shoot

Title : Jung Family " Sungkem"
rate  : K+ / Humor/ gaje/ yaoi/ family
length: 1shoot
author: Lanh a.k.a Shim Jiwoo a.k.a Chunnie's wife
cast:
-Jung Yunho
-Jung Jaejoong
-Jung Changmin (17)
-Jung Jiwoo *author* (15)
-Park Yoochun (17)
-Kim Junsu (15)
 quotes: kekekeke.. author bawa epep 1shoot Yunjae family. paska lebaran. Just for fun!!

------
"lebaran tahun ini kok beda banget ya, rasanya yang ikutan sholat Id ga sebanyak tahun lalu" ujar Jaejoong.
"ya jelas lah umma, tahun lalu kan kita sholat di lapangan sepak bola, tahun ini kan di lapangan tenis meja" jelas Jiwoo, Jaejoong pun manggut manggut.
"Appa! nanti kita kerumah halmoni kan?" Changmin bertanya pada Yunho yang sedang menyetir.
"nng.. kayanya ngga deh, halmoni kan lagi liburan ke hawaii" jawab Yunho tanpa mengalihkan pandangannya sementara Changmin hanya ber-oh ria.
"mungkin halmoni udah dapet gebetan di hawaii ya, pulangnya aja lama banget" cerocos Jiwoo.
"iya, terus nanti pulang-pulang gendong anak. alias om baru kita" tambah Changmin. Yunho dan Jaejoong sweatdrop mendengarnya.

Tak lama kemudian mobil Jung family pun sudah tiba di depan pagar dan akhirnya mereka masuk kerumah pak RT.. eh, salah maksudnya dirumah mereka sendiri.
Seperti biasa setelah sholat Id keluarga Jung ini akan melakukan sungkeman yang sudah menjadi acara sakral di hari lebaran.
"sebentar ya, umma mau manasin opor dulu" ujar Jaejoong dari dapur.
Yunho mengiyakan sementara Jiwoo sedang berusaha menyeret Changmin yang udah kalap liat rendang diatas meja.

Akhirnya kedua anak itu terduduk di ruang TV.
"eh..eh.. oppa aku dikasih THR dong~" pinta Jiwoo sambil puppy eyes dan nyengir nunjukin giginya yang gendut-gendut.
"hah? THR darimana?! aku kan belum kerja ! tak de lah tuu.." jawab Changmin dan membuat Jiwoo manyun 20cm.
"aish! oppa pelit! perut aja digedein!" ambek Jiwoo.
"mwoyah! kau minta aja sama si Jidat!!" balas Changmin
"yah! jangan panggil my Chunnie Bunnie jidat!!!"
"jadi apa? jenong?"
"gyaaah dasar oppa bibir gentong, perut keriting!! eh salah, bibir keriting, perut gentong!!"
"apa kau bilang??!!!"
Dan akhirnya pertunjukkan akrobat pun dimulai.
Sementara itu..

"liat tuh Jae, ulah anak-anakmu.." ujar Yunho sambil menunjuk Changmin dan Jiwoo sedang jambak-jambakan dengan tak elitnya.
"yah! mereka itu kan hasil 'perbuatan'mu, Jung Yunho!" Jaejoong tak mau kalah.
"haahh.. aku kan cuma penghasil benih, kau cetakkannya" balas Yunho santai dan kata-kata ini tak patut didengar untuk anak 10 tahun kesamping (?)
"oh! jadi kau menyalahkanku?!" bentak Jaejoong sambil melemparkan deathglare berkali-kali.
"eh..bu,bukan! Joongie..maksudku.."
"sudah!! Pokoknya mulai hari ini kau ga kukasih jatah selama seminggu! Titik! ga pake koma!" vonis Jaejoong
"se, seminggu?! kau tega sekali Joongie!"
Perang dunia ke-3 pun dimulai.

Sementara itu diluar tampak 2 orang namja sedang menunggu sang pemilik rumah. Mereka yang tak lain tak bukan dan tak haram (?) adalah Yoochun dan Junsu.
"mana sih ni yang punya rumah?!" Junsu tampak tak sabaran
"ga tau, keracunan kali.." jawab Yoochun santai.
"duuh.. mana panas lagi! udah ah nyelonong aja!" Junsu pun menembus pagar kayak Casper. Hehe.. engga denk, kan pagernya ga digembok.

Yoochun dan Junsu tercengang saat membuka pintu rumah itu. Didalamnya tampak darah berceceran dimana-mana serta suara-suara menyeramkan menggema di seluruh sudut ruangan. Yoochun bergidik ngeri sedangkan Junsu nyante aja sambil ngupil.
Tiba-tiba sesosok kepala menyembul dari sudut tembok.
"GYAAAHH!! AYAM! AYAM!" kaget keduanya.
"eh? Chunnie oppa sama Jun-chan udah dateng! kok ga bilang-bilang?" seru kepala yang rupanya Jiwoo itu.
Yoochun dan Junsu merasa sudah terkecoh dan menyesal mengeluarkan latahan tak elit milik idolanya Junsu *Ruben Onsu*

Cairan merah itu bukan darah, tapi sirup marjan yang baru dibeli Changmin n botolnya bocor jadi ga sempet nampung. Dan suara-suara menyeramkan tadi bukan hantu, melainkan Yunho yang lagi kerokan.

"kalian kemana aja sih dipanggil ga nyaut-nyaut?" kesal Junsu. Seluruh tuan rumah hanya menjawab dengan cengiran busuk ---> *ya oloh author kasar banget*
"eh, betewe eniwe be'emwe jual cakwe , udah pada sungkem-sungkeman belom?" tanya Yoochun. Seluruh tuan rumah kembali nyengir sambil geleng-geleng. Yoochun sweatdropped.

"yauda deh, mumpung ada kita berdua nih. kita mule aja nyok sungkem-sungkemannya!" ajak Junsu disetujui oleh Yoochun. Sedangkan para tuan rumah hanya ngangguk-ngangguk pelan.

Kini YunJae sudah duduk bak di singgasana sedangkan keempat bocah ingusan itu berbaris kaya ngantri sembako *author dilempar kolor*. Dimulai dari Changmin, si putra sulung keluarga Jung yang sungkeman sama ortunya.

"hiks.. umma~ maapin Mimin yah. Mimin sering nyomotin kue lebaran sama rawon sepanci.. hiks! sroot~" ujar Changmin sambil nyeruput ingusnya. Jae agak kaget awalnya, tapi hal itu sudah ia duga.
"iya umma maapin.." Jaejoong mengobok (?) rambut tebal Changmin.
"appa~ Mimin minta maap karena bikin oppa nyaris bangkrut~ hiks!" lanjut Changmin sambil nyalamin Yunho.
"iya min.. makanya kalo makan jangan banyak-banyak yah" ujar Yunho.

Selanjutnya si bungsu Jiwoo menyalami ummpanya.
"umma.. appa.. Jiwoo minta maap selama ini udah ngintipin n ngerekam kalian lagi ngeNC~hiks.." YunJae sontak kaget.
"APAKH!!! terus videonya kamu kemanain?!" tanya mereka frustasi.
"dimasukin ke dipidi terus dijual.. peminatnya banyak looh" jawab Jiwoo polos membuat Jae nyaris pingsan. Tapi Yunjae pun memaafkan lantaran maklum, keke..

Lalu tibalah saatnya Yoochun dan Junsu, meskipun mereka outsiders tapi mereka juga turut sungkeman sama Yunjae.
"ahjumma..ahjusshi.. minta maaf yah kalo kami ada salah. Tapi kayanya gaada deh, kita kan anak baek-baek.." keduanya pun mendapat jitakan empuk dari Yunjae.
Kemudian kakak-adik itu pun saling berhadapan.
"oppa~~" Jiwoo tampak berkaca-kaca
"Jiwoo-ya.. hiks! sroott~" sahut Changmin sambil ngelap ingus di gorden. Mereka pun berpelukan kaya teletabis.

"chunnie-a.. maaf selama ini aku sering ngejek jidatmu kaya' lapangan golf~" Changmin mengakui.
"iya.. aku maapin, bibir keriting~" jawab Yoochun.
"hiks.. Jidat lebar~~"
"hiks.. Bibir keriting~~"
"huaaaaa" mereka pun berpelukan sambil nangis gaje.

"Jun-chan, maaf aku sering mengejekmu duckbutt~" ujar Jiwoo.
"ga papa kok.. lagian aku bangga.." balas Junsu sambil nepok-nepok bokongnya.
". . . -__-"

Well, Changmin & Junsu fine" aja, Yoochun & Junsu fine" aja, Jiwoo & Yoochun? lebih dari baik~ kekeke
Sementara itu..
"Yunnie~hiks aku minta maaf soal tadi yah. terus.. aku janji deh ga bakal make kartu kreditmu diem-diem lagi.." Jaejoong memelas.
"ya Joongie.. maafin aku juga yah.. aku janji ga bakal ngorok n tidur mereng-mereng lagi" Yunho pun menghapus air mata Jaejoong dengan ibu jarinya dan mengecup Jaejoong sekilas.

Jiwoo: 'hooh! momen ini ga boleh terlewatkan!!' *jepret! jepret!*

"terus.. hukuman tadi ga jadi kan?" tanya Yunho berharap.
"ung.. ada syaratnya!" jawab Jaejoong sambil tersenyum jahil.
"apa?"
"me on top tonite~" Jaejoong pun ngeloyor pergi, sedangkan Yunho? nelen kapur barus.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ O W A R I ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

selamat lebaran!!

Jumat, 02 September 2011

Lanh : True Story about Jaejoong [Yunjae includes]

well, ehem..
author Lanh mau sedikit cerita tentang pengalamannya nih. Semua kpopers pasti tau shipper itu apa, dan ga dipungkiri juga tiap Boyband korea punya beberapa Couple yang di-shipper-in sama fansnya. dan Lanh adalah Yunjae Shipper.. Yoosu? ngga' karena bias Lanh Yoochun, kekeke..
tau Yunjae ?? tau laah.. Couple yaoi termesra dengan tingkah yg melebihi sekedar fanservice itu!! nah, Lanh punya cerita nih tentang si pemeran 'uke' dalam hot couple itu, yup!! uri umma Jung kim Jaejoong!

--
Serumah juga udah pada tau, gw *lanh* penggila Korean BB esp DBSK. Saking hebohnya, serumah juga sampe bertanya" ttg member" DBSK. tapi dari seeeeekian banyaknya member DBSK, oh maaf, cuma lima ya.. dari kelima member DBSK itu satu rumah hanya kenal satu, Kim Jaejoong. Selain pengucapan namanya aneh *mereka nyebutnya "Jojong"*, juga gampang diinget karena wajahnya cantik diantara semuanya.

kebetulan hari itu abang ipar lagi dirumah. terus dia iseng buka"in majalah DBSK all be mine gw.
"mana sih yang namanya Jojong?" tanyanya.. no bashing for this guy, dy hanya ga tau..ok?
"yg ini.." tunjuk gw sambil pasrah, percuma mau dibetulin jadi Jaejoong pun esok harinya mereka bakal bilang Jojong lagi dan lagi.
si abang masang muka runyem (?) sambil ngeliatin mukanya Jae yg terpampang gede satu halaman itu. gw sih selo" aja, kali aja si abang jatuh cinta sama mukanya si jae *digampar kakak*
terus tiba" dy ngerocos.."cowok kaya gini kok disukain sih?"
ettdah! apa"an nih, lantas gw pasang muka berontak (?)
"yeeehh.. kan ganteng sih.." ok pemberontakan gw ga sepadan sama muke yg udah dipasang asem".

"dia nih sukanya sama sejenis nih.." katanya. Cengo' pun melanda muke gw XD
"iya kan? dy sukanya ma cowo kan? sampe" suka sama temen satu grupnya"
Demi neneknya si butet salto nyungsep di aspal!!!! tau darimana nih si abang??!!!
belum lagi gw sadar dari kecengo'an gw si abang udah ngeloyor sambil nyengir" gaje.
sotoy? iya!! tapi ke-sotoy-an ini perlu diperhitungkan! secara, abang ipar gw nih ga tau apa" ttg korea"an! muke aja china tapi senengnya lagu" Wali, esteh12

tapi nih ya.. gw tau satu hal ttg abang ipar gw nih. kakak bilang kalo si abang punya kemampuan baca air muka n ekspresi. gw baru nyadar disitu!! terus pikiran gw langsung melayang ke Yunjae.
baiklah.. silahkan kalian artikan sendiri", tapi apalagi kalo ga Yunjae coba?!

so, dari cerita gw apa yg bisa disimpulkan? OK, mungkin untuk non-shipper menganggap ini cuma kebetulan. tapi ga buat gw, cuz gw sendiri yg ngalamin, it's up to u guys!!. yg gw seselin waktu itu, kenapa gw ga nunjukin fotonya Yunho!! yah.. harus nunggu si abang pulang dari luar kota dulu nih

sekarang gw makin yakin kalo yunjae itu...






REALL!!!!!!!!! HELL YEAH YUNJAE!!!!!
*no bashing please..*

Prolog | Terrors | Yunjae pair | rate: M / NC17 Horor Crime

title : Terrors
rate : M / NC17 Horor Crime/ full of blood
cast :
- Kim Jaejoong
- Jung Yunho
- etc
author: Lanh a.k.a Jiwoo
quotes: this is my first Horor Fanfic!! asli dari buah pikiran saya, cuz I HATE PLAGIARISM... dan ini masih iseng aja ngepost di blog karena baru ngerancang prolognya. enjoy!!

[Prolog]


Aku berbalik mengedarkan pandanganku. Tidak salah lagi, aku mendengar kepakan sayap meskipun hanya sayup-sayup. Aku memegangi tengkukku, aku bisa merasakan bulu romaku berdiri saat ini. Kulangkahkan kakiku menuju jendela. Hei, sejak kapan pekaranganku yang indah dan asri jadi awut-awutan begitu? Bonsai yang sudah kurawat baik-baik tampak tak berbentuk lagi, rumput taman seperti terkais-kais, lampu tamanku tidak menyala dan pandanganku tak luput dari sesuatu berwarna merah pekat yang menempel di rerumputan, seperti.. darah?

Srekk..
kini yang terdengar seperti seseorang yang menyeret kakinya. Aku memutar kepalaku lagi. Tidak ada siapa-siapa, tapi rasanya suara itu sangat dekat tepat dibelakangku. Dengan ragu aku melangkah menuju ambang pintu kamarku. Tidak ada seorang pun..
Rasa penasaran menghantui pikiranku. Dengan segenap keberanian aku terus berjalan sampai diujung tangga turun. Tunggu, kenapa dibawah sana gelap sekali? Setauku, ruang tengah dibawah selalu terang benderang dan kami selalu tepat waktu dalam membayar tagihan.

"whats going on over there?" gumamku. Aku menginstruksikan kakiku untuk kembali melangkah menuruni satu persatu anak tangga, tidak terlalu gelap karena cahaya bulan menerobos melalui celah-celah jendela. Perlahan aroma anyir menusuk rongga hidungku. Aku semakin mempercepat langkahku akan tetapi..
Ciit! Brug!!
Tubuhku terbanting dan terduduk di salah satu anak tangga. What the hell is this? sesuatu yang licin menyentuh jemariku. Ya, licin, anyir, pekat, dan.. merah. Meskipun gelap tapi aku bisa memastikan kalo ini darah. Tapi.. darimana asalnya?

Aku menoleh kesamping dan mendapati sesuatu berwarna putih pucat tergeletak di bawah pegangan tangga. Mataku mendelik ketika menyadari kalau itu sebuah pergelangan tangan. Degup jantungku semakin tak karuan. Perasaanku semakin tak enak. Aku bangkit dan mencoba meraih sebuah saklar.
Klek!
Lampu kristal megah itu kini bersinar di langit-langit ruangan. Aku menundukkan pandangan. Jantungku serasa berhenti, dan terasa sulit untukku memasok oksigen ke paru-paruku. Aku menutup mulut dan hidung untuk menghindari bau anyir yang semakin menusuk pernapasanku. Aku tercengang, takut, ngeri, dan jijik.
Melihat tubuh-tubuh bergelimpangan dan potongan-potongan kepala dan tangan terpisah dari tubuhnya. Ruangan ini seperti kolam darah. Airmataku tak tertahankan terlebih saat melihat penggalan-penggalan kepala itu.
"umma.. appa.. h,hyung...??!!" lirihku dengan bergetar. Siapa pelaku semua ini?!
Srekk..
Tidak! Suara itu lagi dan kini terasa tepat dibelakangku. Aku berbalik..

"AAAAKKHHH!!!!"

_____________________________________________________________________________

Gimana? serem tak? ngga ya.. yah itu masih prolog. Kayanya ceritanya bakal panjang banget nih -_-, secara ini kan bikinnya spontan. Chappie 1 nya mungkin beberapa tahun lagi yah, FF laen aja belum saya tamatin.. *dilempar kolor yunjae*. doakan saya moga dapet ilham untuk FF ini..

Don't be a silent reader! pls give any comment for support my FFs
gomapta for reading (_ _)

Kamis, 18 Agustus 2011

Fanfiction: You Only Love My Love | Straight | Chapt4

Pairings :
- author as Shim Jiwoo
- Park Yoochun
- Han Sookyo
- Shim Changmin
- etc.
genre: Romance/hurt, T+, Teenager16+/multi pairings

[Chapter 4]


[Changmin’s pov]

Aku memarkirkan mobilku di depan studioku. Kalau malam begini tidak akan ada yang mau marah kalau aku seenaknya parkir didepan pintu masuk seperti ini. Yang aku harapkan adalah tidak ada yang mengomeliku karena meninggalkan pekerjaanku yang terbengkalai saat ini. Terlebih lagi asistenku yang cerewet itu.

Kriiiieett~~

Aku membuka pintu ruang kerjaku dengan sembunyi-sembunyi. Hey, tidak seperti tadi siang, ruanganku kini sudah rapi. Kertas-kertas dan lembar foto tersusun rapi ditempatnya. Siapa yang merapikannya? Jangan-jangan..

“hei!! Darimana saja kau!!?”

“aa—ah.. mianhae..mian..!!” spontan aku mengangkat kedua telapak tanganku dan berpose seperti pencuri yang tertangkap polisi.

“minta maaflah pada Sookyo!”. Tunggu, ‘minta maaf pada Sookyo’? lalu ini siapa?

“apa-apaan ekspresimu itu?”

“o,ooh.. Jaejoong hyung, kau rupanya! Kau mengagetkanku! Ngomong-ngomong.. mana Sookyo?”

“dia sedang istirahat di sofa. Dia sangat kelelahan sampai tumbang begitu” jelas Jaejoong hyung.

Berarti yang membereskan ruanganku yang super berantakan itu dia? Pantas saja. Lagipula sejak siang dia juga terlihat sangat sibuk . aku menghampiri sofa marun panjang di dekat ruanganku. Ya,Sookyo tampak sangat kelelahan, kelihatan dari cara tidurnya yang berantakan.

“nyenyak sekali ya?” gumamku pelan. Tanpa perintah tanganku mengelus-elus rambut hitamnya. Entah mengapa juga, tiba-tiba bibirku menyunggingkan sebuah senyum.

“umm..” Sookyo mulai grusah-grusuh dan kini duduk tepat dihadapanku. Apa aku membangunkannya?

Tiba-tiba ia tertunduk dan menjatuhkan kepalanya di pundakku. Aku sedikit merinding karena nafasnya berhembus di tengkukku.

“apa.. Changmin oppa sudah.. kembali? Zzz..”

Anak ini mengigau rupanya. Sebegitu lelahnya kah dia sampai tidak tau kalau aku sudah didepannya? Tidurnya juga semakin nyenyak. Tapi aku tidak mungkin meninggalkannya menginap disini.

“mau membawanya pulang?” tanya Jaejoong hyung yang melihatku sedang menggendong Sookyo dengan bridal style. Para kru yang lain juga melihatku terheran-heran. Aku hanya mengangkat kedua pundakku sambil tersenyum singkat lalu melengos menuju mobilku.

~

[Sookyo’s pov]

Seoul city, 10am

Tik..tok..tik..tok..

Sayup-sayup aku mendengar detik jam tepat di sebelah telingaku. Sedikit demi sedikit kelopak mataku terbuka. Seberkas sinar mentari yang masuk melalui celah-celah gorden itu menyilaukan mataku. Perlahan mataku terbuka sempurna, namun pikiranku masih seperti di awang mimpi. Telapak tanganku yang menyentuh kasur merasakan sesuatu yang asing bagiku. Kasur ini lebih lembut dan dingin dari biasanya. Mataku menerawang langit-langit kemudian beralih ke jendela. Ini bukan kamarku!. Telingaku mendapati suara dengkuran halus namun berat. Tiba-tiba sebuah tangan kekar memeluk perutku dari belakang. Aku berbalik, betapa kagetnya aku saat mataku juga menemukan sesosok pria bertelanjang dada masih tertidur pulas dengan wajah baby facenya.

“GYAAAAAAAHHHHH!!!!”

“WAAAAA!! Apa?! Ada apa?!!” kaget orang di sebelahku ini sambil melonjak dari posisi tidurnya. Sangat lucu kalau melihat ekspresinya.

“ke,kenapa aku ada disini?!!” tanyaku histeris sambil memalingkan mataku sosoknya yang setengah telanjang itu.

“semalam kau ketiduran di studio. Aku tidak enak membangunkanmu jadi kau kubawa kemari saja..” jelasnya sambil memakai kaosnya. Wajahku panas, pasti sudah sangat merah karena melihatnya bertelanjang dada tadi. Dan lagi, semalam penuh aku tidur seranjang dengannya! Dengan Shim Changmin!! astaga seandainya terjadi sesuatu tadi malam.. aish! Apa yang kupikirkan?!

“kau mau sarapan apa?” tanyanya yang sudah bangkit dari ranjang. Hey, lucu sekali melihatnya memakai celana piyama dengan rambut yang masih acak-acakan dan muka bantal seperti itu.

“apa saja..” jawabku seraya menahan senyum di bibirku.

“baiklah kalau begitu. Turunlah kalau mau sarapan”

Aku pun menurunkan sepasang kakiku ke lantai dan terduduk di pinggir ranjang dan bersiap mengikutinya. Tapi kenapa dia malah melihatku tajam seperti itu?

“. . tutup dadamu, nanti masuk angin..” katanya tiba-tiba. Aku terbelalak dan menunduk melihat 3 kancing bajuku yang tidak terkait. Astaga! Dalamanku terekspos! Wajahku memerah, Tuhan.. aku malu sekali! tapi orang ini malah melengos dengan wajah datar. Dengan kesal aku melemparkan bantal kearahnya.

~

“selamat makan..” seru kami berdua seraya menjepit sepasang sumpit diantara kedua telapak tangan kami. Tampak si jangkung di depanku ini melahap makanannya bagai kudanil kalap. Sementara aku hanya terkikik pelan.

“hmm! Enak juga! Walaupun hanya masakan kemarin yang dipanaskan” ujarku sambil sedikit terkekeh.

“menurutku semuanya sama saja” sahutnya sambil meneguk segelas susu. Dasar monster makanan. apa ia tidak sadar mulutnya bercelemotan susu begitu?

“mulutmu bercelemotan!” spontan tanganku mengulurkan serbet dan tanpa perintah mengelap sudut-sudut bibirnya yang putih karena susu. Sesekali jemariku menyentuh bibirnya dengan pelan, semakin perlahan dan sentuhan itu semakin melembut, dan semakin lama aku sadar akan apa yang kulakukan. Aku bisa merasakan deru nafasnya, kami dekat sekali! dan kini kami hanya terdiam mematung.

Degup jantungku berdetak sangat cepat saat ini.

Tiba-tiba tangan kekarnya menggenggam tanganku yang masih terdiam di dekat bibirnya. Hangat.

“ah.. gomawo..” katanya dengan senyum. Aku langsung menurunkan tanganku.

“ne..” aku hanya bisa menjawab sekenanya lalu berbalik dan berusaha rileks.

“biar aku cuci piringnya” ujarku tanpa memandangnya sedetikpun lalu membereskan meja makan. Saat aku sedang mengangkat piring-piring kotor tanpa sengaja aku menumpahkan sisa susu tadi. Tumpahan itu bercecer di lantai putih dapur ini.

“sudah, biar aku yang mengepelnya” kali ini Changmin yang turun tangan. Aku mengiyakan dan melangkah menuju tempat cuci piring.

Beberapa menit kemudian setelah aku menyelesaikan aktifitas cuci piringku, aku pun berjalan melewati meja makan tadi. Tampak Changmin oppa masih sibuk mondar mandir dengan pel di tangannya. Masih belum siap juga?

“oppa ya! Kenapa dari tadi belum si..”

“Sookyo! Awas licin!”

CYIIT! Aku merasakan kakiku yang baru saja memijak lantai licin ini melayang kebelakang, diikuti tubuhku yang jatuh kedepan. Astaga aku terpeleset!

GREP!

“oppa!! Kenapa lantainya jadi tergenang begitu?!”

“a,anu..mian..” ucapnya terbata-bata. Hey, aku bisa melihat bayangan wajahku dimatanya sekarang. Dan.. sepasang tangan terasa membalut punggungku. Tanganku sendiri tampak melingkar dengan nyaman di lehernya. Dan wajah kami.. sangat sangat dekat! Lagi, kami mematung dengan posisi seperti ini.

Namun tiba-tiba..

“Changmin chagi.. kenapa pintu depan tidak terkunci..”

DEG!! Seorang gadis masuk tanpa permisi dan menembus dapur sampai akhirnya matanya menemukan sosok kami.

Dia.. Yeonhee! Astaga! Kenapa dia bisa datang di saat seperti ini?!

Dia tampak kaget dengan posisi kami berdua. Sangat kaget hingga ia terpaku dengan mata terbelalak. Dengan sigap aku langsung melepas tanganku yang mengalung di leher Changmin oppa dan memberi jarak dengannya.

“a—anu..”

“hai, Yeonhee-ah! Kenapa tidak bilang-bilang datang kemari?” sela Changmin oppa. Berusaha tampil biasa di hadapan Yeonhee yang kini sudah memasang wajah dan tatapan yang mengerikan. Sudah kuduga ini akan terjadi. Tapi tadi itu kan kecelakaan!

“oh.. jadi sekarang kau ‘bermain’ dengan asistenmu?!” seru Yeonhee dengan aura syok yang masih tidak terlepas dari wajahnya.

“apa maksudmu? Ini tidak seperti.. Yeonhee-ah!!!” Changmin oppa kini berlari mengejar sosok wanita itu. Sedangkan aku hanya berdiri beku di tempatku. Ada satu fakta yang kini melayang di otakku, kabar tentang hubungan Changmin dan Yeonhee itu ternyata benar.

Sakit, perih, hati dan pikiranku seakan disobek-sobek oleh fakta yang tak bisa kuelakkan itu. Dan sekarang posisiku adalah pisau yang menggores hubungan mereka sekarang ini. Jika Yeonhee meminta berakhir, Changmin oppa pasti akan merasa sakit. Dan parahnya, bagaimana jika oppa malah membenciku?

aku juga turut merasa kacau. Tetesan air bening dari mataku membasahi lantai. Apa sebaiknya aku pasrah saja?

TBC

next chapt5>>>>

Fanfiction: You Only Love My Love | Straight | Chapt3

Pairings :
- author as Shim Jiwoo
- Park Yoochun
- Han Sookyo
- Shim Changmin
- etc.
genre: Romance/hurt, T+, Teenager16+/multi pairings

[Chapter 3]


Siang itu Jiwoo memang sedang bersama laki-laki yang seumur dengan Yoochun. Bukan selingkuhannya. Laki-laki itu temannya yang memperkenalkan Yoochun padanya. Mereka sangat akrab, dan lagi mereka punya hobi yang sama. Jadi Jiwoo selalu mengandalkannya jika ia butuh teman untuk jalan-jalan.

“Junsu oppa! Ppali! Nanti kau kutinggal!” teriak Jiwoo yang sudah didalam taxi.

“iya iya!” Junsu terlihat tergopoh-gopoh membopong belanjaan yang penuh ditangannya.

“kenapa kau belanja sebanyak ini sih?”

“kau tidak bisa memilihkannya untukku jadi aku beli saja semua!” balas Jiwoo.

Taxi pun melaju cepat.

Kono machi de.. meguri atta..

Ima mo wasurenai yo.. ano hikara..

Klik!

“yeoboseo?”

“yeoboseo Jiwoo-ah. Changmina yo..” jawab seseorang di seberang sana.

“oh Changmin oppa!” Jiwoo sedikit melirik kearah Junsu.

“malam ini kau ada acara?”

“umm, anni.. wae gurae?”

“bisakah kita bertemu di Shinki café pukul 7 malam ini?”

“ah.. tumben sekali oppa mengajakku bertemu. Bukankah oppa selalu sibuk?”

“sebenarnya iya. Tapi seseorang memaksa untuk bertemu denganmu”

“se-seseorang?”

“sudah ya.. sampai jumpa nanti malam”

Tut..tut..tut..

‘seseorang? Siapa?’ bathin Jiwoo. Ia bertanya-tanya sendiri sementara Junsu hanya melihatnya heran.

[Jiwoo’s pov]

06.25pm

Aku menyisir rambut pendekku perlahan. Menatanya dengan rapi dan bentuk yang sempurna. Mataku memperhatikan detail pakaian yang kukenakan di cermin. Tak lupa riasan sederhana yang menempel di wajahku. Aku meraih parfum Channel di meja riasku, menyemprotkannya ke sudut-sudut pakaianku. Aku kembali melirik pantulan diriku di cermin.

“perfect!” gumamku sambil tersenyum sendiri.

Aku memakai boot kat putih kesayanganku lalu melangkah keluar apartemen.

“taxi!” seruku.

Sesampainya disana aku sedikit mengedarkan pandanganku. Shinki café ini memang termasuk kategori café mewah yang romantis. Siapa gerangan yang menungguiku ditempat seperti ini? Maksudku orang yang diceritakan Changmin oppa.

Aku menggubris pertanyaan-pertanyaan di kepalaku untuk sesaat dan melangkah masuk café ini. Aku menelusuri meja-meja pengunjung, mencari sosok bernama Changmin.

“Jiwoo!” tampak sosok yang kucari sedang melambaikan tangannya kearahku. Dia duduk didekat teras café, pantas saja tidak kelihatan. Aku langsung menghampirinya. Dekat, semakin dekat.. aku bisa melihat seorang pria disebelahnya. Aku semakin penasaran dan melangkah lebih dekat hingga kini aku didepan mejanya. Aku bisa melihat jelas sosok didepanku. Aku terbelalak.

“kau masih mengenal dia kan Jiwoo?”

Aku hanya terdiam seribu bahasa. Aku tak menemukan kata-kata yang tepat untuk menyapanya, padahal bisa saja kata-kata seperti “tentu saja” atau “hai!” meluncur dari bibirku, tapi entah kenapa rasanya lidah ini kaku mendadak. Aku masih tidak percaya aku bertemu dengan orang ini.

“annyeong, Jiwoo-ah!” sapa orang itu. Suara itu, ukiran bibir itu, semringai itu, tatapan mata itu, sesuatu yang pergi 2 tahun yang lalu dan kini muncul lagi dihadapanku. Semua yang ada di dirinya, yang sempat kurindukan, dan membuatku hancur karena kepergiannya. Dia, Jung Yunho. Sebuah memori yang sudah kubuang jauh-jauh dan kini dengan mudahnya kembali merasuki pikiranku.

“duduklah..”

Aku tersentak dari lamunanku dan menggerek kursi untuk kududuki. Sedikit terasa rileks namun tak menghapuskan rasa gugupku.

“mau pesan sesuatu, Jiwoo?” tawar Changmin oppa.

“oh, umm.. Mocca-latte” pesanku.

“favoritmu masih sama seperti dulu ya..” ujar Yunho dengan tatapan teduh padaku.

DEG!

“ah.. ya..” aku menjawab sekenanya. Padahal hatiku sudah sangat kacau dengan kata-katanya. ‘Seperti yang dulu’, seolah-olah dia juga mengatakan kalau aku adalah miliknya DULU. ‘Dulu’.. akh.. kenapa rasanya dadaku terasa sesak?

“oh ya, aku harus kembali ke studio. Asistenku bisa sangat rewel jika aku meninggalkannya terlalu lama. Kalian kutinggal tidak apa kan?”

“gwaenchana Changmina..” Yunho tampak menjawabnya dengan mantap. Berarti setelah ini hanya kami berdua saja?

“baiklah.. aku duluan ya!” Changmin beranjak namun sempat mengedipkan sebelah matanya padaku. Apa maksudnya? Kini hanya kami berdua. Aku tidak berani membuka topik pembicaraan duluan. Aku hanya sibuk mengaduk-aduk Mocca-latte ku. Setidaknya aku berhasil mengalihkan pandanganku darinya.

“bagaimana keadaanmu?”tanyanya memecah keheningan.

“baik, oppa?”

“baik.. apalagi setelah bertemu denganmu” jawabnya santai.

Kami sedikit melakukan konversasi. Dia masih hangat, seperti dulu. Tanpa terasa waktu 1 jam kami lalui dengan saling berbincang. Aku mulai terbiasa dengannya. senyumnya menenangkan hati. Hangat, seperti dulu. Tawa itu juga, semuanya.. aku merasa bernostalgia dengannya.

“Yunho oppa. Sudah jam 9, sepertinya aku harus pulang sekarang” pamitku.

“oh, baiklah.. mau kuantar?” tawarnya.

“anni.. tidak usah. Lagiankan oppa juga tidak ada kendaraan, tidak usah repot-repot. “ tolakku. Kami pun beranjak dari meja kami dan keluar dari café.

Aku berdiri di pinggir trotoar diikuti Yunho dibelakangku.

“kenapa tidak ada taxi yang lewat?” eluhku. Aku mendongakkan kepalaku ke kiri dan kanan. Sama sekali tidak ada yang lewat, kalau pun ada pasti sudah ada penumpangnya.

“aku pesan saja kalau begitu” aku pun mengeluarkan ponsel dari tasku. Memijit beberapa nomor kemudian menempelkan ponsel di telingaku.

Tut..tut..

Panggilanku masih saja belum diterima, kenapa aku jadi gelisah begini?. Tiba-tiba.. BRUK! Seseorang dengan tak sengaja menyenggeol lenganku yang sedang memegang ponsel. Lengan kananku terpental secara spontan dan mencampakkan ponsel di genggamannya. Ponselku terjatuh di dekat aspal. Tanpa berpikir aku langsung berusaha menggapainya, mengarahkan jariku ke Nokia yang kini tergeletak di aspal dengan cepat, tanpa mengetahui sebuah sinar lampu mobil mengarah mendekat padaku.

“Jiwoo!” teriak seseorang yang kuyakin itu Yunho.

CKIIIT…!

GREP!

“. . .”

“hosh..hosh..”

“. . .”

“Jiwoo, are u ok?”

Aku membuka mataku. Sebuah tangan kekar melingkar ditubuhku, dada bidang ini..hangat dan nyaman. Tapi rasanya bukan pertama kalinya aku merasakannya. Aku mendongak.

“Yunho..oppa..”

“kau ini.. hampir saja kau ditabrak tadi..”

Dia.. menyelamatkanku, menarikku dalam pelukannya. Pelukan ini, sangat aku rindukan.. Aku membalas pelukannya. Semakin erat.. semakin erat.. aku tak mau kehilangannya lagi.

Aku bisa merasakan tangan hangatnya menutup telingaku, jemarinya menyisipkan helaian rambutku. Tangan ini memaksaku untuk mengangkat wajahku. Perlahan aku merasakan sesuatu menyapu bibirku lembut. Ciumannya lembut.. seperti..

Yoochun

DEG!

TBC

next chapt4>>>>

Fanfiction: You Only Love My Love | Straight | Chapt2

Pairings :
- author as Shim Jiwoo
- Park Yoochun
- Han Sookyo
- Shim Changmin
- etc.
genre: Romance/hurt, T+, Teenager16+/multi pairings

[Chapter 2]

“temanmu ya, oppa?” tanya gadis itu.

“ya! Eh, bukan! Dia kakak kelasku saat SMA. Dia sudah seperti hyungku. Namanya Yunho.” Jelasnya. Gadis itu hanya manggut-manggut.

“kau, cepatlah pulang! Besok kita akan sangat sibuk! Asian Magazine akan terbit dalam waktu dekat” ujar pria itu.

“siapa model kita besok?”

“Yeon Hee”

Wajah gadis itu berubah drastis. Cemberut.

“hahaha! kenapa wajahmu begitu, Sookyo! Sudahlah! Ayo kuantar kau pulang” pria itu menggosok-gosok tangannya di rambut gadis itu. Sekilas gadis itu pun merona.

~

At Incheon airport, Seoul. June 5th 20XX

12.05 pm

Seorang pria dengan hoodie abu-abu dan earphone menyangkut ditelinganya berjalan di tengah-tengah kerumunan manusia di bandara Incheon ini. Sesekali ia mengedarkan pandangannya. Lalu berjalan mantap sambil menggerek koper hitam Apollo nya. Langkahnya terhenti setelah berhasil menembus lalu lalang manusia di sekitar bandara, tepat di bagian depan gedung bandara. Tempat setiap orang atau wisatawan asing menunggu taxi. Telunjuknya terayun ketika sebuah taxi tak berpenumpang berlalu dihadapannya. Taxi itu berhenti dan pria itu langsung memasukinya.

“kemana, tuan?” tanya sang supir.

“studio Dongbang Shot. Tapi sebelumnya antarkan aku ke supermarket terdekat” ujar pria itu.

Tanpa basa-basi lagi taxi itu pun melesat ketujuan yang sudah dipinta sang penumpang. Tanpa melalui rute yang berkelok-kelok, taxi itu tiba didepan sebuah supermarket.

Sebuah kaki bersepatu Reebok itu mengawali langkah sang penumpang dan diikuti kaki lainnya. Ia pun masuk market itu dan memilah-milah barang yang akan dimasukkan ke menu belanjaannya.

“Junsu oppa!! Bayar dulu baru boleh dimakan!” teriak seorang gadis nyaring.

“hey! Aku barusan membayarnya di kasir, tahu!” elak seorang pria yang diteriaki gadis tadi.

Pria satu ini menyeringai melihat apa yang ada di matanya. Bukan pemandangan antara pasangan itu. Lebih tepatnya pada sosok gadis itu. Entah apa yang ada dipikirannya. Dengan segera ia memasukkan belanjaan terakhirnya dan melesat ke tujuan terakhirnya.

At Dongbang Shot Studio

[Sookyo’s pov]

“yak! Lihat ke kiri sedikit! Bagus! Sekarang ganti posisi!”

Suara ini, Changmin oppa. Terus berulang-ulang terngiang di otakku. Suara kamera itu juga ikut mendampingi setiap instruksinya. Mataku tak lepas dari sosoknya sejak tadi. Bagaimana posisinya mengambil gambar, cara tangannya memegang kamera, runtutan instruksinya, semuanya dilakukannya dengan lihai sebagai seorang professional. Aku yang memperhatikannya sejak tadi hanya bisa berdecak kagum walau dalam hati. Apalagi saat melihat hasil foto yang diambilnya. Benar-benar berseni.

Tapi aku sedikit cemburu. Ah, tidak! Aku tidak tau entah apa yang aku pikirkan. Aku hanya tidak senang saat oppa mengambil gambar model yang sedang berpose didepannya seperti sekarang ini, ya dia Lee Yeon Hee. Dari berbagai model perempuan yang pernah difotonya, hanya dialah yang membuatku iri. Mungkin sejak gossip itu.

“kau tau, Sookyo? Katanya Changmin oppa dan YeonHee-ssi punya hubungan khusus loh!”

“a,apa?”

“haahh payah! Dari sekian banyak model seksi yang pernah dipotretnya ternyata Yeonhee-ssi yang berhasil mengalihkan pandangan Changmin oppa!”

“a,aku sama sekali tidak pernah tau hal itu..”

“ck, kau ini kan asistennya! Masa tidak tau? Changmin oppa dan Yeonhee-ssi itu tidak hanya sebatas fotografer dan model. Bahkan katanya ada yang pernah melihat mereka berciuman!”

DEG!

Rasanya begitu sesak mengingat kata-kata itu. Well, itu hanya gossip. Tapi bagaimana pun gossip itu muncul juga karena ada sesuatu. Lagipula soal mereka berciuman itu.. akh! Aku sama sekali tidak bisa memberikan komentar seperti apa. Yang aku mengerti dari perasaanku adalah, kalau aku jatuh cinta pada seniorku itu.. Shim Changmin.

BRAK!!

“hey! Changmin yah! Kau disini?” seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap memasuki ruangan pemotretan kami. Langkahnya mengalihkan pandangan kami. Ia berjalan menuju seseorang pemilik nama yang baru saja disebutkannya.

“ya! Yunho hyung! Sejak kapan kau sampai?”

~

Ini adalah jam makan siang. Seluruh kru sibuk dengan jam istirahat mereka. Hanya aku saja yang masih sibuk dengan lembaran-lembaran foto yang berserakan diatas meja. Tak lama Jaejoong oppa menghampiriku dengan kotak sterofom ditangannya.

“makanlah, nanti kau sakit..” cowok cantik itu meletakkan kotak berisi makan siang itu di atas meja.

“ah.. gwaenchana. Gomapta ne?” aku hanya tersenyum singkat. Sementara Jaejoong oppa mendudukkan dirinya dekat mejaku.

“mereka teman lama ya?” tanyanya sambil mengarahkan pandangannya ke dua orang yang sedang sibuk bercengkrama tak jauh dari kami.

“dia kakak kelas Changmin oppa saat SMA, tapi sudah seperti saudara baginya” jelasku. Kami kemudian terhening sejenak.

“… aku melihatnya di supermarket bersama seorang pria. Apa itu pacar barunya??”

“hahahaha.. kalau iya, kau cemburu?...”

Perbincangan mereka sayup-sayup tertangkap oleh telingaku. Tunggu! Aku bukan penguping. Aku hanya selalu terpana setiap ekspresi dari Changmin oppa, jadi lebih tepatnya aku tidak sengaja. Tanpa kusadari aku meliriknya sejak tadi. Wajahnya, manis, ceria seperti biasa. Seandainya aku menjadi pacarnya yang bisa mendapatkan senyumnya setiap hari..

“Sookyo-yah! Kenapa wajahmu memerah?” seru Jaejoong oppa tiba-tiba.

“a—anu..aku..”

[author’s pov]

Kedua orang itu saling bersua setelah 2 tahun mereka tidak berjumpa. Ya, mereka Changmin dan Yunho.

“bagaimana kabarnya?” tanya Yunho sambil menyeruput cappucino di gelasnya.

“’nya’?” Changmin memiringkan sedikit kepalanya.

“maksudku Jiwoo” Yunho tersenyum sekilas.

“oohh.. terakhir aku bertemu dengannya minggu lalu. Dia kelihatan lebih baik”

Yunho mendesah pelan. Ia menyenderkan tubuh sebelah kanannya didekat jendela dan menatap lalu lalang ratusan manusia di bawah.

“sebenarnya aku baru saja bertemu dengannya tadi.”

“jinjja? Lalu?”

“aku tidak menyapanya. Dia tidak banyak berubah. Aku melihatnya di supermarket bersama seorang pria. Apa itu pacar barunya?”

“hahahaha.. kalau iya, kau cemburu?”

Yunho hanya tersenyum simpul. Ia mengubah posisi berdirinya.

“kau tau kan? Aku tak kan bisa melepaskannya begitu saja”

“hmm.. lalu bagaimana soal gadis bernama Go Ah ra yang kau ceritakan itu?” Changmin menaikkan sebelah alisnya. Yunho hanya tertawa renyah.

“aku tidak serius dengannya” jawabnya sekenanya. Changmin hanya manggut-manggut mengerti. Ia berjalan menghampiri mejanya dan membolak-balik sebuah majalah. Yunho mendekat dan memegang pundak Changmin pelan.

“temukan aku dengannya..”


TBC

next chapt3&>>>>