Welcome!!

Annyeong fanfict lovers!!

Blog ini aku buat khusus Fanfict dari idola-idola kita sampai anime juga. Blog ini lagi masa debut jadi postingannya belum terlalu banyak. Tapi authors bakal bikin banyak ff yang keren2 deh!

mohon kerjasamanya buat kemajuan blog ini. And don't forget to leave comment(s) after read this blog!!

thanks... (_ _)

Lists

FF|I'm Not Her|我不是她|

Genre: romance, Chapter 1a-2b
status: in progress

FF/Don't say goodbye/

genre: PG15/Romance teenager/straight/Chapter 1-10(end)
status: complete

FF/Don't say goodbye/Bonus Chapter

genre: PG15/Romance teenager/straight

FanFict/Utakatta Hanabi/Anime Naruto/1shoot

genre : romance, 1 shoot

FanFict DBSK/Together/comedy/

genre: comedy/teenager/friendship Chapt1
status: in progress

Fanfic || more than a teacher || 1shoot part1-2(end)

genre: teenager/romance

The murderer is my secret admirer

Rat : NC 17( violence)/one shoot/straight yoosu

goodbye my lover


cast :yunjae and others
rat :NC 17
mention : mpreg,angst,violence, 1shoot

Let U Go

pairing: yunjae n other
Rating: PG13/Yaoi
Genre: Romance, angst, 1shoot

dreaming in ‘bolong’ afternoon

special fanfict
status: complete

SAME but DIFFERENT

special fanfic
status: complete

You only love my love | Straight | DB5K

genre: T / Romance Hurt
status: in progress

Kamis, 18 Agustus 2011

Fanfiction: You Only Love My Love | Straight | Chapt3

Pairings :
- author as Shim Jiwoo
- Park Yoochun
- Han Sookyo
- Shim Changmin
- etc.
genre: Romance/hurt, T+, Teenager16+/multi pairings

[Chapter 3]


Siang itu Jiwoo memang sedang bersama laki-laki yang seumur dengan Yoochun. Bukan selingkuhannya. Laki-laki itu temannya yang memperkenalkan Yoochun padanya. Mereka sangat akrab, dan lagi mereka punya hobi yang sama. Jadi Jiwoo selalu mengandalkannya jika ia butuh teman untuk jalan-jalan.

“Junsu oppa! Ppali! Nanti kau kutinggal!” teriak Jiwoo yang sudah didalam taxi.

“iya iya!” Junsu terlihat tergopoh-gopoh membopong belanjaan yang penuh ditangannya.

“kenapa kau belanja sebanyak ini sih?”

“kau tidak bisa memilihkannya untukku jadi aku beli saja semua!” balas Jiwoo.

Taxi pun melaju cepat.

Kono machi de.. meguri atta..

Ima mo wasurenai yo.. ano hikara..

Klik!

“yeoboseo?”

“yeoboseo Jiwoo-ah. Changmina yo..” jawab seseorang di seberang sana.

“oh Changmin oppa!” Jiwoo sedikit melirik kearah Junsu.

“malam ini kau ada acara?”

“umm, anni.. wae gurae?”

“bisakah kita bertemu di Shinki café pukul 7 malam ini?”

“ah.. tumben sekali oppa mengajakku bertemu. Bukankah oppa selalu sibuk?”

“sebenarnya iya. Tapi seseorang memaksa untuk bertemu denganmu”

“se-seseorang?”

“sudah ya.. sampai jumpa nanti malam”

Tut..tut..tut..

‘seseorang? Siapa?’ bathin Jiwoo. Ia bertanya-tanya sendiri sementara Junsu hanya melihatnya heran.

[Jiwoo’s pov]

06.25pm

Aku menyisir rambut pendekku perlahan. Menatanya dengan rapi dan bentuk yang sempurna. Mataku memperhatikan detail pakaian yang kukenakan di cermin. Tak lupa riasan sederhana yang menempel di wajahku. Aku meraih parfum Channel di meja riasku, menyemprotkannya ke sudut-sudut pakaianku. Aku kembali melirik pantulan diriku di cermin.

“perfect!” gumamku sambil tersenyum sendiri.

Aku memakai boot kat putih kesayanganku lalu melangkah keluar apartemen.

“taxi!” seruku.

Sesampainya disana aku sedikit mengedarkan pandanganku. Shinki café ini memang termasuk kategori café mewah yang romantis. Siapa gerangan yang menungguiku ditempat seperti ini? Maksudku orang yang diceritakan Changmin oppa.

Aku menggubris pertanyaan-pertanyaan di kepalaku untuk sesaat dan melangkah masuk café ini. Aku menelusuri meja-meja pengunjung, mencari sosok bernama Changmin.

“Jiwoo!” tampak sosok yang kucari sedang melambaikan tangannya kearahku. Dia duduk didekat teras café, pantas saja tidak kelihatan. Aku langsung menghampirinya. Dekat, semakin dekat.. aku bisa melihat seorang pria disebelahnya. Aku semakin penasaran dan melangkah lebih dekat hingga kini aku didepan mejanya. Aku bisa melihat jelas sosok didepanku. Aku terbelalak.

“kau masih mengenal dia kan Jiwoo?”

Aku hanya terdiam seribu bahasa. Aku tak menemukan kata-kata yang tepat untuk menyapanya, padahal bisa saja kata-kata seperti “tentu saja” atau “hai!” meluncur dari bibirku, tapi entah kenapa rasanya lidah ini kaku mendadak. Aku masih tidak percaya aku bertemu dengan orang ini.

“annyeong, Jiwoo-ah!” sapa orang itu. Suara itu, ukiran bibir itu, semringai itu, tatapan mata itu, sesuatu yang pergi 2 tahun yang lalu dan kini muncul lagi dihadapanku. Semua yang ada di dirinya, yang sempat kurindukan, dan membuatku hancur karena kepergiannya. Dia, Jung Yunho. Sebuah memori yang sudah kubuang jauh-jauh dan kini dengan mudahnya kembali merasuki pikiranku.

“duduklah..”

Aku tersentak dari lamunanku dan menggerek kursi untuk kududuki. Sedikit terasa rileks namun tak menghapuskan rasa gugupku.

“mau pesan sesuatu, Jiwoo?” tawar Changmin oppa.

“oh, umm.. Mocca-latte” pesanku.

“favoritmu masih sama seperti dulu ya..” ujar Yunho dengan tatapan teduh padaku.

DEG!

“ah.. ya..” aku menjawab sekenanya. Padahal hatiku sudah sangat kacau dengan kata-katanya. ‘Seperti yang dulu’, seolah-olah dia juga mengatakan kalau aku adalah miliknya DULU. ‘Dulu’.. akh.. kenapa rasanya dadaku terasa sesak?

“oh ya, aku harus kembali ke studio. Asistenku bisa sangat rewel jika aku meninggalkannya terlalu lama. Kalian kutinggal tidak apa kan?”

“gwaenchana Changmina..” Yunho tampak menjawabnya dengan mantap. Berarti setelah ini hanya kami berdua saja?

“baiklah.. aku duluan ya!” Changmin beranjak namun sempat mengedipkan sebelah matanya padaku. Apa maksudnya? Kini hanya kami berdua. Aku tidak berani membuka topik pembicaraan duluan. Aku hanya sibuk mengaduk-aduk Mocca-latte ku. Setidaknya aku berhasil mengalihkan pandanganku darinya.

“bagaimana keadaanmu?”tanyanya memecah keheningan.

“baik, oppa?”

“baik.. apalagi setelah bertemu denganmu” jawabnya santai.

Kami sedikit melakukan konversasi. Dia masih hangat, seperti dulu. Tanpa terasa waktu 1 jam kami lalui dengan saling berbincang. Aku mulai terbiasa dengannya. senyumnya menenangkan hati. Hangat, seperti dulu. Tawa itu juga, semuanya.. aku merasa bernostalgia dengannya.

“Yunho oppa. Sudah jam 9, sepertinya aku harus pulang sekarang” pamitku.

“oh, baiklah.. mau kuantar?” tawarnya.

“anni.. tidak usah. Lagiankan oppa juga tidak ada kendaraan, tidak usah repot-repot. “ tolakku. Kami pun beranjak dari meja kami dan keluar dari café.

Aku berdiri di pinggir trotoar diikuti Yunho dibelakangku.

“kenapa tidak ada taxi yang lewat?” eluhku. Aku mendongakkan kepalaku ke kiri dan kanan. Sama sekali tidak ada yang lewat, kalau pun ada pasti sudah ada penumpangnya.

“aku pesan saja kalau begitu” aku pun mengeluarkan ponsel dari tasku. Memijit beberapa nomor kemudian menempelkan ponsel di telingaku.

Tut..tut..

Panggilanku masih saja belum diterima, kenapa aku jadi gelisah begini?. Tiba-tiba.. BRUK! Seseorang dengan tak sengaja menyenggeol lenganku yang sedang memegang ponsel. Lengan kananku terpental secara spontan dan mencampakkan ponsel di genggamannya. Ponselku terjatuh di dekat aspal. Tanpa berpikir aku langsung berusaha menggapainya, mengarahkan jariku ke Nokia yang kini tergeletak di aspal dengan cepat, tanpa mengetahui sebuah sinar lampu mobil mengarah mendekat padaku.

“Jiwoo!” teriak seseorang yang kuyakin itu Yunho.

CKIIIT…!

GREP!

“. . .”

“hosh..hosh..”

“. . .”

“Jiwoo, are u ok?”

Aku membuka mataku. Sebuah tangan kekar melingkar ditubuhku, dada bidang ini..hangat dan nyaman. Tapi rasanya bukan pertama kalinya aku merasakannya. Aku mendongak.

“Yunho..oppa..”

“kau ini.. hampir saja kau ditabrak tadi..”

Dia.. menyelamatkanku, menarikku dalam pelukannya. Pelukan ini, sangat aku rindukan.. Aku membalas pelukannya. Semakin erat.. semakin erat.. aku tak mau kehilangannya lagi.

Aku bisa merasakan tangan hangatnya menutup telingaku, jemarinya menyisipkan helaian rambutku. Tangan ini memaksaku untuk mengangkat wajahku. Perlahan aku merasakan sesuatu menyapu bibirku lembut. Ciumannya lembut.. seperti..

Yoochun

DEG!

TBC

next chapt4>>>>

0 komentar:

Posting Komentar